Pernah Diusir dari Loby, Berkantor di Bawah Pohon
Minggu, 30 Juni 2013 – 06:02 WIB
Tanpa panjang cakap, Roni bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan.”Saya cuma bisa ngelus dada. Ya Allah, nasib orang rendahan begini. Diusir seenaknya,” kenangnya.
Tapi, dia tidak menyimpan dendam atas perlakuan bosnya itu. Bagi dia, peristiwa itu justru menjadi cambuk untuk tidak puas hanya menjadi sopir. Di lubuk hatinya yang paling dalam, saat itu Roni bertekad untuk mengubah nasibnya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa menjadi ’’orang besar’’ tanpa harus bersikap semena-mena kepada bawahan.
’’Sayang orang yang ngusir saya itu kini sudah meninggal. Kalau belum, pasti…,’’ kata Roni tidak melanjutkan kalimatnya. Dia kemudian tertawa.