Pernah Tanding dengan Daud Jordan, Petinju Kepri Ini Bilang Cino Itu...
Rio kecil sempat ditakut-takuti oleh keluarganya untuk tidak menggeluti dunia tinju."Mereka pernah bilang, nanti kalau bertinju, kepalamu bisa benjol karena dipukuli," imbuhnya.
Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah Rio untuk maju. Latihan demi latihan terus dilakukan sampai akhirnya orang tuanya melihat kesungguhannya dan mengizinkan anak kesayangan mereka menekuni tinju. "Kan ada wasit yang melerai, ngapain takut, lagian, orang tua penggemar tinju kok, pasti mereka dukung," ujarnya.
Selain menjadi jagoan tak terkalahkan di kejurnas, Rio juga pernah berlaga di ajang Sea Games 2003 dan 2005. "Tahun 2003 dapat perak, dan tahun 2005 dapat perunggu," kenangnya.
Sedangkan di ajang nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), Rio juga mampu mengharumkan nama Kepri dengan raihan perunggu di PON 2004 Sumatera Selatan dan perak di PON 2008 Kalimantan Timur. Dan di ajang Sarung Tinju Emas (STE), ayah dua orang anak ini meraih medali emas.
Rio juga pernah mencatat prestasi mengesankan di kompetisi berskala internasional yakni Pesta Pulau Penang, Malaysia. "Dari tahun 2001 sampai 2006, juara terus," katanya.
Rata-rata prestasi Rio diraih ketika menginjakkan kaki di kelas layang 48 kg. Suami dari Priyoni Purba ini naik kelas ke kelas bulu 57 kg ketika mengikuti pelatihan nasional (pelatnas) Sea Games 2003.
Pelatih pelatnas saat itu merupakan mereka yang terbaik yang pernah diingat yakni Carlos dari Kuba, Wen Gomez yang merupakan juara Asean Games 1970 dan 1978, dan Ferry Moniaga. "Saya dekat dengan Wen yang banyak mengajarkan kepada saya banyak hal dalam bertinju," ungkapnya.
Rio juga sekamar dengan Daud Cino Yordan, satu-satunya petinju Indonesia yang menjadi juara tinju World Boxing Organization (WBO) saat ini. "Dia sangat kuat. Kami pernah bertanding, dan saya kalah angka," katanya.