Pernikahan Itu Sakral, Jangan Cerai Gara-gara Ekonomi
Kemudian, menurut Elsa, dari tujuan yang jelas akan menciptakan komitmen yang akan dibangun bersama-sama dan sebagai benteng ketahanan dalam berkeluarga. “Harus ada kesepakatan dan komitmen dari komitmen juga akan tercipta komunikasi yang baik,” sarannya.
Saat ini pasangan hidup juga tidak mengetahui kesakralan yang namanya pernikahan menrut kacamata agama. ”Agung sekali pernikahan itu, pahalanya juga besar, kalau mereka tahu pahalanya begitu besar jika ada permasalahan yang menghadang termasuk masalah ekonomi, maka ketahanan dalam berumah tangga akan semakin kokoh,” ungkapnya.
Ia pun menyarakan kawula muda yang akan menikah untuk membuat komitmen dan tujuan yang jelas. Adapun pasangan yang sudah menikah harus me-review tujuan tersebut. "Konsultasi juga kepada orang-orang yang memiliki ilmu di bidang agama,” sarannya.
Ia juga menyarankan kepada pasutri untuk mengkaji masalah yang sedang dihadapi termasuk masalah ekonomi dan jangan buru-buru untuk mengambil keputusan bercerai.
”Perceraian itu jadikan nomor kesekian saat menghadapi masalah. Sekarang kaji dulu apa yang menyebabkan timbulnya permasalahan ekonomi tersebut,” sarannya.
Senada dengan Elsa, pisikolog Neni Solihatin MPsi mengatakan kebanyakan pasangan hidup tidak berpikir panjang ketika akan melakukan pernikahan. ”Mereka hanya berpikir pernikahan adalah suatu yang menyenangkan, bisa bersama sama dengan orang yang dicintai. Padahal cintanya mungkin hanya tiga bulan saja, seterusnya justru saling mendukung dan saling menghargai,” jelasnya. (den/dhs/sam/jpnn)