Pernyataan Resmi Keluarga Besar Pak SBY Atas Meninggalnya Bu Ani Yudhoyono
jpnn.com, JAKARTA - Keluarga besar Susilo Bambang Yudhoyono atau Pak SBY baru saja ditinggal sosok wanita tangguh bernama Kristiani Herrawati atau biasa dikenal dengan Ani Yudhoyono.
Wanita kelahiran Yogyakarta 6 Juli 1952 itu meninggal dunia di National University Hospital (NUH) Singapura, Sabtu (1/6) pukul 11.50 waktu setempat. Rencananya, Bu Ani akan dimakamkan di TMP Kalibata, Minggu (2/6) siang.
(Baca Juga: Doa dari Fadli, Mardani, Anies dan Kang Emil Untuk Bu Ani Yudhoyono, Mengharukan)
Pihak keluarga, dalam keterangan resminya memohon maaf atas kesalahan Bu Ani semasa hidup dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan ucapan dukacita dari para sahabat maupun masyarakat Indonesia.
Berikut di bawah ini, pernyataan pers keluarga besar Yudhoyono yang dikutip dari situs DPP Partai Demokrat. (jpnn)
Pernyataan Keluarga Besar Yudhoyono Atas Wafatnya Ibu Ani Yudhoyono
Saya, Agus Harimurti Yudhoyono, mewakili Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga besar Yudhoyono mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas perhatian dan ucapan duka cita, dari para sahabat maupun masyarakat Indonesia, atas wafatnya Ibu Negara ke-6 RI yang juga Ibunda kami tercinta Ny. Hj. Kristiani Herrawati binti Sarwo Edhie Wibowo atau Ibu Ani Yudhoyono dalam usia 67 tahun, pada hari Sabtu, 1 Juni 2019, 27 Ramadan 1440 H, pukul 11.50 waktu Singapura.
Ibu Ani berjuang melawan kanker darah, yang baru terdeteksi sejak pertengahan Februari lalu. Keberadaan Bapak SBY dan keluarga yang selalu mendampingi, perhatian dan doa dari para sahabat maupun masyarakat Indonesia, serta upaya medis terbaik yang dilakukan tim dokter Kepresidenan dan tim dokter National University Hospital (NUH) Singapura, membuat Ibu Ani selalu bersemangat, berjuang dari hari ke hari, untuk sembuh. Namun, Allah SWT punya kehendak yang lebih baik bagi Ibu Ani.
Atas nama keluarga, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya sekiranya ada ucapan atau tindakan Almarhumah, Ibunda kami, yang mungkin pernah menciderai perasaan Bapak, Ibu, saudara sekalian.