Persenjataan Nuklir Rusia dan China Makin Kuat, Amerika Merasa Terancam
jpnn.com, WASHINGTON DC - Pejabat Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat Pranay Vaddi mengatakan Korea Utara, China dan Rusia sedang memperluas dan mendiversifikasi persediaan senjata nuklir dengan kecepatan yang sangat tinggi.
“Rusia, RRT (China), dan Korea Utara semuanya memperluas dan mendiversifikasi persenjataan nuklir mereka dengan kecepatan yang sangat tinggi, menunjukkan sedikit atau tidak ada minat terhadap pengendalian senjata,” kat.a Pranay Vaddi sebagaimana dilaporkan Yonhap, Sabtu.
Direktur Senior Pengendalian Senjata, Perlucutan Senjata dan Nonproliferasi di Dewan Keamanan Nasional itu mengatakan bahwa ketiga negara tersebut mendorong Amerika Serikat dan sekutunya untuk bersiap menghadapi dunia dengan persaingan nuklir terjadi tanpa batasan jumlah.
“Ketiga negara tersebut, bersama dengan Iran, semakin meningkatkan kerja sama dan koordinasi satu sama lain dalam cara-cara yang bertentangan dengan perdamaian dan stabilitas, mengancam Amerika Serikat, sekutu dan mitra kami, serta memperburuk ketegangan regional,” tambahnya.
Pejabat tersebut menyatakan bahwa untuk menghadapi realitas era nuklir “baru”, Presiden Joe Biden baru-baru ini mengeluarkan pedoman penggunaan senjata nuklir yang diperbarui.
“Hal ini juga menegaskan kembali komitmen kami untuk menggunakan pengendalian senjata dan alat-alat lain untuk meminimalkan jumlah senjata nuklir yang diperlukan untuk mencapai tujuan AS,” ucapnya.
Vaddi memperingatkan bahwa AS perlu menyesuaikan postur dan kemampuannya untuk memastikan kemampuan dalam mencegah meningkatnya ancaman dari ketiga negara tersebut jika tidak ada perubahan dalam arah kebijakan senjata nuklir mereka saat ini.
“Biar saya perjelas (bahwa) jika tidak ada perubahan dalam persenjataan musuh, kita mungkin akan mencapai suatu titik di tahun-tahun mendatang di mana peningkatan jumlah yang dikerahkan saat ini diperlukan,” tuturnya.