PERSEPI Dinilai Tak Objektif, Lembaga Survei Kredibel Berbondong-bondong Keluar
Poltracking, sebagai lembaga yang pertama kali mengumumkan keluarnya dari PERSEPI, menyoroti beberapa poin krusial. Objektifitas Dewan Etik PERSEPI dalam menangani perbedaan hasil survei antara Poltracking dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) untuk Pilkada Jakarta.
"Dewan Etik Persepi tidak adil dalam menjelaskan tentang perbedaan hasil antara LSI dan Poltracking," kritik Masduri.
Poltracking telah memenuhi semua permintaan data dan penjelasan dari PERSEPI, namun dewan etik merilis hasil yang tidak relevan sesuai fakta.
Keputusan tiga lembaga survei ternama ini untuk meninggalkan PERSEPI menimbulkan pertanyaan besar tentang kredibilitas dan integritas organisasi tersebut.
Dalam perjalanannya, Poltracking Indoensia sudah lama terlibat dalam berbagai kegiatan survei, dari Pemilu 2014, Pilkada 2015, Pilkada 2017, Pilkada 2018, Pemilu 2019, Pilkada 2020, dan Pemilu 2024.
Hasil survei Poltracking memprediksi kecenderungan Pilpres 2024 berlangsung satu putaran. Hasil Quick Count Poltracking paling presisi di antara anggota-anggota Persepi.
Termasuk hasil Pilpres 2019, hasil survei hanya selisih 1% dan quick count selisih 0.52% dengan hasil resmi KPU. Paling presisi di antara berbagai hasil lembaga survei. Bahkan Quick count Poltracking di Pilkada Bengkulu 2020 selisih 0%.
PERSEPI, yang seharusnya menjadi wadah bagi lembaga-lembaga survei untuk menjaga standar dan etika, kini justru ditinggalkan oleh anggota-anggota utamanya. Eksodus besar-besaran membuka mata publik tentang objektifitas PERSEPI dalam menaungi lembaga survei. (cuy/jpnn)