Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Personal Branding Prabowo Lebih Terasah Dibanding Jokowi

Jumat, 11 April 2014 – 16:40 WIB
Personal Branding Prabowo Lebih Terasah Dibanding Jokowi - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Dosen Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen mengatakan kehebatan Jokowi Effect seperti yang digembar-gemborkan lembaga survei hanya pepesan kosong belaka. Pasalnya, perolehan suara PDI Perjuangan hanya 19 persen atau sama dengan perkiraan hasil survei sebelum Jokowi resmi dideklarasikan menjadi capres PDIP.

Bahkan, ujar Dewi, partai-partai yang berbasis ideologi islam yang sebelumnya diperkirakan akan ditenggelamkan oleh ketokohan Jokowi justru meraih hasil yang menggembirakan dengan kenaikan perolehan suara signifikan.

"Kondisi ini membuat banyak orang surprise," kata Dewi saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (11/2).

Penulis buku “Personal Branding, Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik" ini menjelaskan, Jokowi Effect jelas kalah dibandingkan Prabowo Effect. Ketokohan mantan Danjen Kopassus ini berhasil meningkatkan perolehan suara Partai Gerindra hingga tiga kali lipat, dari 4,46 persen di pileg 2009 menjadi sekitar 11-12 persen pada pileg tahun ini.

Menurut Dewi, selama ini pengamat melupakan bahwa Prabowo Subianto didukung oleh tim media dan komunikasi yang handal. Tim tersebut berhasil membuat personal branding Prabowo sebagai pribadi yang bersikap tegas terhadap apapun, antikorupsi, jiwa sosialnya yang sangat tinggi, serta konsep ekonominya yang sangat jelas untuk memakmurkan rakyat yang kuat.

"Ini secara terus menerus dikomunikasikan dengan baik dan konsisten kepada swing voters sampai hari H pencoblosan," papar Dewi.

Sebaliknya, lanjut Dewi, hal ini tidak disadari oleh Jokowi dan tim pendukungnya dari PDIP. Mereka sudah merasa di atas angin karena menganggap Jokowi ‘media darling’ serta terbuai dengan hasil survei.

"Selain itu pada saat-saat akhir jelang kampanye dimana mulai ada pergeseran persepsi masyarakat terhadap figur Jokowi yang disebut sebagai capres boneka dan selalu manut pada Mega. Padahal situasi dan kondisi yang ‘rawan’ seharusnya disikapi dengan cerdas oleh tim, tapi kenyataannya tidak disadari oleh tim Jokowi sehingga pembiaran ini akhirya berharga mahal dengan tidak efektifnya personal brand Jokowi terhadap PDIP di Pileg 2014," pungkas Dewi. (dil/jpnn)

JAKARTA - Dosen Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen mengatakan kehebatan Jokowi Effect seperti yang digembar-gemborkan lembaga survei

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News