Persuasif Mentaskan PSK Dolly
jpnn.com - SURABAYA - Dai yang ditugaskan ke lokalisasi diharapkan bisa merangkul PSK di lokasi prostitusi Dolly dan Jarak, Surabaya. Sebisanya dihindari munculnya permasalahan antara dai dan PSK yang didampingi. ''Pendekatannya persuasif. Agar PSK mau meninggalkan pekerjaannya saat ini dan pindah ke profesi yang diinginkan,'' kata Camat Sawahan Muslich Hariadi saat pengarahan kepada 70 dai di Kantor Kecamatan Sawahan Kamis (10/10).
Hingga kini, PSK di Dolly dan Jarak berjumlah 1.022 orang. Jumlah tersebut turun 58 orang jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 1.080 PSK. Menurut Muslich, 58 PSK itu sudah mentas dan dipulangkan ke kota masing-masing. Berkaca dari pengalaman tersebut, pihaknya berharap 70 orang dai itu bisa menyadarkan lebih banyak PSK. "Harapan kami, semuanya bisa sadar," ujarnya.
Selain pendampingan dai, kecamatan melakukan pendataan. Tujuannya membatasi jumlah PSK tersebut. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara intens. Tentunya juga ada pelatihan keterampilan. Dengan memiliki keterampilan, para PSK bisa berhenti menjajakan diri dan menekuni keterampilannya untuk mendapatkan penghasilan.
Kasi Bina Sosial Keagamaan Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya Rudi Musbiyantoro mengatakan, program pendampingan 70 dai itu direncanakan sejak beberapa tahun lalu. Tujuannya, semua PSK di Dolly dan Jarak bisa mentas dan lokalisasi tersebut ditutup.
Teknis pendampingan dai sudah ditetapkan. Satu orang akan mendampingi 12-13 PSK. Dalam satu bulan, dai itu harus melakukan pembinaan 7-8 kali. Dinsos juga memberi dai insentif per harinya. "Kami berikan uang lelah per harinya setelah bekerja," jelasnya.
Untuk mengetahui perkembangan PSK yang dibina, semua dai diharuskan memberikan laporan secara tertulis. "Tinggal ditulis kemajuannya. Contohnya, sudah bisa ngaji atau salat," ucap Rudi. Dinsos juga mengerahkan petugasnya untuk membantu dai. Jumlahnya 10 orang. Sepuluh orang itu bertugas memberikan bimbingan kepada dai-dai jika menemui kesulitan di lapangan.
Minggu depan para dai itu dilatih keterampilan. Mulai menjahit, memasak, menata rambut, hingga berdagang. "Agar mereka lancar membimbing PSK," terang Rudi. (aph/c6/ai/mas)