Pertamin Bidik Geothermal Jadi Energi Terbarukan Indonesia, Ini Alasannya
"Faktor ketersediaan rata-rata 90 persen dan faktor kapasitas 70 persen, panas bumi dapat menjadi pasokan energi yang stabil yang tidak terganggu oleh faktor alam seperti cuaca," ujar Dannif.
Panas bumi juga memiliki biaya yang kompetitif dibandingkan dengan sumber EBT lainnya. Biayanya 20-40 persen lebih efektif dibandingkan dengan EBT lainnya, terutama dengan kebutuhan storage yang dibutuhkan untuk tenaga surya atau tenaga angin.
Dannif menyebut untuk optimalisasi pemanfaatan panas bumi, Pertamina saat ini sedang melakukan konsolidasi aset panas bumi bersama dengan BUMN lain dan badan pemerintah untuk mengembangkan bisnis panas bumi.
Pembentukan holding panas bumi diharapkan dapat menjadi salah satu katalis untuk mewujudkan geothermal sebagai green innovation engine di Indonesia.
"Geothermal dapat berkontribusi pada pencapaian komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca (NDC) serta sebagai green base load yang dapat menggantikan energi fosil," bebernya.
Geothermal bahkan mampu mempercepat pengembangan panas bumi dengan penambahan kapasitas terpasang dari perusahaan sebesar 1,2 GW hingga 2030.
Dannif optimistis geothermal mampu mendukung target pencapaian Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
“Kami yakin ini akan bermanfaat tidak hanya bagi kami sebagai pelaku bisnis tetapi juga untuk kontribusi komitmen NDC Indonesia. Indonesia berperan penting dalam dekarbonisasi global ini dan panas bumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan utama yang perlu terus kita kejar dan produksi,” kata Dannif. (antara/jpnn)