Pertamina Dorong Kolaborasi Nasional dan Global Turunkan Emisi Metana di Indonesia
Studi bersama dengan JOGMEC di lapangan Donggi Matindok dan JOB Tomori fokus pada kuantifikasi, pelaporan, serta pengurangan flaring secara presisi.
"Untuk mencapai hasil yang bermakna dan berkelanjutan, kami harus bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas global," ujar Salyadi.
Deputi Asisten Sekretaris Bidang Manufaktur di Departemen Perdagangan AS Heather Evans menekankan perlunya kolaborasi lintas negara dengan komitmen AS dalam berbagi teknologi pengurangan emisi metana.
Dia mendorong penerapan teknologi pengurangan emisi sebagai praktik terbaik industri, bukan hanya sekadar persyaratan regulasi.
"Perusahaan-perusahaan AS menawarkan solusi inovatif untuk pemantauan emisi metana, dan kami siap mendukung mitra internasional dalam perjalanan pengurangan metana mereka,” tambah Heather Evans.
Direktur Mitigasi Perubahan Iklim di Kementerian Lingkungan Hidup Yulia Suryanti menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai target NDC yang ditingkatkan pada 2030.
“Indonesia telah menetapkan kebijakan harga karbon untuk mendukung target NDC, dengan sasaran pengurangan 21,89 persen pada 2030. Kami menyeimbangkan ketahanan ekonomi, sosial, dan ekologi dalam jalur pembangunan untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan,” jelas Yulia Suryanti.
Melalui kolaborasi, teknologi inovatif, dan komitmen terhadap tujuan bersama, Pertamina dan para mitranya menunjukkan kekuatan aksi bersama dalam upaya mengurangi emisi metana dan menjaga iklim demi masa depan yang berkelanjutan. (mrk/jpnn)