Pertanyakan Komitmen Direksi PT Timah Sejahterakan Warga Babel
jpnn.com - JAKARTA - Masyarakat di Provinsi Bangka Belitung mempersoalkan komitmen jajaran direksi di PT Timah Tbk. dalam meningkatkan kesejahteraan di provinsi hasil pemekaran dari Sumatera Selatan itu. Warga menuding direksi PT Timah saat ini yang berada di bawah Sukrisno telah gagal mendongkrak kesejahteraan masyarakat di provinsi penghasil timah itu.
Tokoh pejuang pemekaran Babel, Husnie Effendie mengatakan, selama dua tahun masa kepemimpinan Sukrisno di PT Timah, semua janji program investasi di Babel yang sudah dirintis oleh direksi sebelumnya tak satupun terealisasi. Program yang digagas direksi PT Timah sebelum Sukrisno antara lain rencana pembangunan Menara Timah, Stania Ecopark dan Tin Chemical.
"Sebagai orang yang membangun pertama kali Provinsi Babel, kami sangat kecewa saya dengan direksi Timah saat ini,” kata Husni dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (16/3). Sejumlah tokoh Babel lainnya hadir dalam kesempatan itu seperti Djunaidi Mustar (mantan pejabat di PT Timah), Munir Saleh (mantan Ketua DPRD Babel) dan Zulkarnain Karim (mantan Wali Kota Pangkal Pinang)
Menurut Husni, Sukrisno telah gagal mengemban BUMN yang bergerak di bidang pertambvangan itu. Alih-alih menambah investasi di Babel, kata Husni, justru PT Timah di menanamkan modal untuk investasi ke luar negeri seperti Myanmar.
Sementara Zulkarnain Karim mengatakan, ada kendala komunikasi antara warga Babel dengan pihak pemerintah terkait masalah PT Timah Tbk. Karenanya, warga Babel meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera turun tangan menengahi masalah itu.
"Kami memohon kepada Bapak Presiden SBY selaku Kepala Negara untuk memilih direksi yang lebih peduli terhadap Bangka Belitung," pinta Zulkarnain yang juga mantan Ketua DPD Partai Demokrat di Babel itu
Sedangkan Djunaidi Mustar yang juga pemegang saham PT Timah mengaku beberapa kali hadir pada rapat umum pemegang saham (RUPD) untuk mengkritisi Sukrisno dan jajaran direksi lainnya. Menurut Djunadi, mestinya direksi PT Timah bisa meningkatkan kinerja perusahaan dengan tetap memberikan manfaat kepada masyarakat Babel.
Menurutnya, PT Timah mengklaim mampu membukukan laba Rp 515 miliar pada tahun 2013. Namun di sisi lain, katanya, justru hutang PT Timah mencapai Rp 1,4 triliun.