Pertemuan Para Kiai & Akademisi di Kuningan Hasilkan Surat Keprihatinan Untuk Presiden
"Kami dari berbagai elemennya dari NU dari Muhammadiyah kemudian MUI, kami hadir ke sini bukan dalam konteks lembaga, ini adalah suara pribadi," kata KH Aang.
Ustaz Dadan, Ketua PD Muhammadiyah Kuningan, juga menyampaikan harapannya agar kehidupan kebangsaan bisa tetap baik dan memahami bahwa dalam politik, hukum dan etika harus menjadi landasan, serta perilaku yang tidak melanggar hukum belum tentu baik untuk kehidupan bangsa.
"Agak khawatir kami ini karena kalau misalnya hasil pemilunya tidak dipercaya oleh rakyat maka terjadi delegitimasi gitu ya," kata Dadan.
Suara ini merupakan upaya mendapatkan perhatian dari pihak berkepentingan agar pemilu mendapatkan kepercayaan rakyat, menghindari golongan putih (Golput), dan menjaga legitimasi proses demokrasi.
"Itu juga yang saya khawatirkan, kalau misalnya kepercayaan pada pemilu ini semakin berkurang mungkin saja angka golput dan itu akan semakin menurunkan legitimasi itu," kata Dadan.
Surat ini mencerminkan semangat kebersamaan dan tanggung jawab dalam menjaga fondasi demokrasi. Dengan harapan bahwa pesan ini akan didengar dan diperhatikan hingga menunjukkan komitmen untuk membangun negara yang demokratis, adil, dan berkemartabatan.
Berikut beberapa tokoh yang hadir antara lain, KH Dodo Syarif Hidayatulloh MA, Ketua MUI Kuningan, KH Oding, Ketua Forum Kiai dan Dai Kuningan, KH Ma’shum Abdullah, Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Kuningan, Dr Nanan, Rektor Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan, Dr Iskandar, dosen Universitas Kuningan (UNIKU), Dr Fahrus, dosen Universitas Kuningan (UNIKU), Dr Ugin, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kuningan, Dr Aep Saepudin, Wakil Rektor I Universitas Islam Al-Ihya (UNISA) Kuningan, para Kiai pengasuh pesantren, dan para dosen lintas perguruan tinggi Kuningan, Jawa Barat. (cuy/jpnn)