Pertumbuhan Ekonomi DKI Kontraksi, Anies Baswedan Bilang Begini
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta yang menyatakan pertumbuhan ekonomi ibu kota pada Kuartal IV-2020 masih terkontraksi atau minus 2,14 persen, bila dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year).
Anies Baswedan menyatakan yang perlu digarisbawahi dari kontraksi ekonomi DKI Jakarta itu adalah penyebabnya.
"Jadi yang perlu digarisbawahi penyebabnya. Apa penyebabnya, yakni interaksi berkurang, kegiatan transaksi menurun. Jadi, penyebabnya bukan karena salah hitung, bukan karena investasi," kata Anies di Jakarta, Kamis (18/2).
Menurut Anies, situasi pandemi Covid-19 yang sampai sekarang masih berlangsung menjadi penyebab kontraksi ekonomi, karena kegiatan transaksi jual beli antarwarga menurun dan berakibat mandeknya roda perekonomian Jakarta.
Namun, Anies menyatakan pihaknya belum mau fokus mengatasi masalah perekonomian sebelum yang saat ini menjadi prioritas yakni penanganan pandemi Covid-19 tuntas.
"Supaya interaksi bertambah, warganya harus sehat. Mengembalikan kondisi ekonomi harus dimulai mengembalikan kondisi kesehatan," kata Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai perekonomian akan kembali stabil seiring dengan tertanganinya pandemi dan sudah bisanya masyarakat beraktivitas seperti biasa, sehingga kegiatan transaksi akan berangsur-angsur pulih.
"Dengan transaksi berjalan kembali, semua kegiatan yang memberikan nilai tambah bisa berjalan baik, begitu ada nilai tambah maka menghasilkan pertumbuhan ekonomi," tutur Anies.
Sebelumnya, BPS DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada Kuartal IV-2020 masih terkontraksi atau minus 2,14 persen, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.