Pertumbuhan Ekonomi Jangan Tergantung Konsumsi
"Perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak perlu dikuawatirkan karena merupakan gejala global yang hampir terjadi di semua negara," jelas dia.
Diyakininya, pertumbuhan ekonomi akan kembali dij alurnya sejalan dengan berbagai kebijakan terukur yang dibuat oleh Bank Indonesia di bidang moneter khususnya Makro Prudensial dan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan di bidang Mikro Prudensial.
"Presiden SBY, yang akan menyampaikan Nota Keuangan besok (16 Agustus,red) seyogyanya menetapkan kebijakan Fiskal yang tepat dan positif. Dari semua emerging country, Indonesia paling atraktif yang seharusnya dapat menarik investasi ke Indonesia. Posisi strategis Indonesia dengan Sumber Daya Alam harus dijadikan basis positif sebagai modal yang besar bagi Indonesia maju ke depan” saran Fauzi.
Terakhir, anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) menjelaskan, perkembangan ekonomi global juga melemah. Pertumbuhan ekonomi dunia juga turun dari 3,2 persen menjadi 3,1 persen, sedangkan China melakukan koreksi dari 8,1 persen menjadi 7,8 persen.
"Namun, saya memprediksi ekonomi tumbuh dikisaran 5,6 hingga - 5,7 persen pada kuartal III- 2013 atau lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi kuartal sebelumnya. Pada kuartal I ekonomi tumbuh 6,02 persen dan pada kuartal II sebesar 5,81 persen. Sepanjang tahun berjalan, saya yakin ekonomi tumbuh di kisaran 5,8 persen,” ungkapnya. (fas/jpnn)