Pertumbuhan Mobil Listrik Pesat, jadi Kabar Baik untuk Ekonomi Berkelanjutan
Kebijakan peralihan penggunaan bahan bakar minyak menjadi kendaraan motor listrik, tentunya membawa dampak positif bagi Indonesia yang memiliki cadangan bahan baku nikel terbesar di dunia.
"Kita harapkan nantinya dapat menguasai pasar bahan baku baterai secara global. Tidak hanya itu, hal ini juga selaras dengan akselerasi Indonesia menuju transportasi rendah emisi, mengurangi impor minyak bumi, menyehatkan APBN, dan juga mendukung kebijakan pembangunan berkelanjutan pemerintah lainnya”, beber Johanna.
Menurutnya, dampak positif lain yang dapat diperoleh dari pemanfaatan KBLBB antara lain penurunan biaya kesehatan akibat peningkatan kualitas udara, keuntungan (benefit) dari penurunan emisi GRK.
Selain itu, potensi keuntungan pengendara yang berasal dari penghematan biaya bahan bakar dan perawatan kendaraan selain tentunya potensi penciptaan lapangan kerja dari industri KBLBB maupun komponen KBLBB.
“Walaupun begitu, masih banyak hambatan dan tantangan untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia, seperti proses pengolahan teknologi baterai yang memerlukan teknologi canggih dan biaya yang cukup besar, serta terbatasnya infrastruktur baterai untuk kendaraan listrik," ungkap Johanna.
Maka dari itu, perlu adanya dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia dalam rangka percepatan kendaraan berbasis listrik (EV) yang tidak hanya berbentuk infrastruktur, tetapi juga regulasi serta produksi.
"Masyarakat juga harus terus diberikan edukasi mengenai dampak positif kebijakan transisi energi dalam rangka pengurangan emisi, salah satunya dengan beralih menggunakan kendaraan listrik," kata Johanna.
Dia menambahkan pemerintah juga sebaiknya meningkatkan dukungan, melalui regulasi dan insentif pendukung lainnya.