Perusahaan Kertas Milik Prabowo Nunggak 5 Bulan Bayar Karyawan
Suyadi menambahkan, krisis di PT Kiani Kertas disebabkan pengkondisian agar perusahaan tersebut tak beroperasi. Sementara karyawan mengetahui bahwa mesin masih berfungsi dan bahan baku berupa ribuan hektar kayu gamalina dan akasia untuk bahan kertas sudah siap dipanen.
Ia juga mengungkapkan, bukan hanya karyawan yang dirugikan oleh kebijakan tersebut. Warga Berai yang sudah terlanjut menanami lahan dengan kedua pohon tersebut juga terkena dampaknya.
Awalnya, warga diminta untuk menanami lahannya dengan [ohon akasia dan gamalina. Kata dia, perusahaan ini sangat bermanfaat saat belum dikelola oleh Prabowo.
"Setelah dipegang pemilik sekarang, justru jadi krisis. Sering macet dan sering perusahaan tak jalan," imbuhnya.
Suyadi menyatakan pihaknya sempat mengajukan proses pailit ke kantor kejaksaan setempat agar perusahaan bisa dioperasikan pemilih baru.
"Tapi dia (pihak Prabowo) tak mau mempailitkan karena perusahaannya memang sebenarnya tak merugi. Informasi yang kami terima, perusahaan banyak utang sebesar Rp 7 triliun. Setelah diaudit, nilai usaha itu Rp 3,5 triliun," bebernya.
"Ada beberapa investor mau beli, tapi perusahaan tak berkenan. Ada yang mau beli Rp 5 triliun, tapi kan masih kurang untuk membayari utang. Mungkin itu alasan masih dipertahankan," ungkapnya.
Tudingan tak membayar upah buruh di perusahaan yang dulu bernama Kiani Kertas itu bukan kali ini saja. Sebelumnya, Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia Timboel Siregar juga mengungkapkan bahwa Kertas Nusantara tak membayar upah buruh.