Pesan Yenny Wahid Buat Fadli Zon: Kalau Bela Prabowo Jangan Hina Ulama
jpnn.com, JAKARTA - Aktivis Islam, Yenny Wahid menyesalkan puisi Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon 'Doa Yang Tertukar', yang dianggap menghina ulama.
Perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh itu tidak bisa menerima cara Fadli, meskipun penghinaan itu diungkapkan melalui puisi dan untuk membela Prabowo Subianto dan Ahmad Dhani.
“Saya rasa itu adalah bentuk penghinaan terhadap ulama. Sekalipun katanya lewat seni dan membela Pak Prabowo dan sebagainya. Membela Pak Ahmad Dhani juga misalnya. Kalau menghina sekalipun lewat diksi puisi juga tidak bisa diterima,” kata anak kedua dari presiden keempat RI Abdurrahman Wahid itu, Kamis (7/2).
Yenny menjelaskan, siapa pun pemimpin negeri ini atau peserta politik yang ikut serta dalam persaingan politik, bisa memohon doa kepada siapa saja, termasuk kepada KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen.
“Saya rasa sah saja kan, memohon doa sama siapa pun. Sama ulama yang punya karomah juga bisa jadi pertimbangan agar doa-doa bisa diijabah. Kenapa kok marah? Kenapa kok sampai menghina?” ucap Yenny.
Wanita yang terlahir dalam lingkungan keluarga Nahdlatul Ulama ini juga menjelaskan, puisi milik Fadli Zon pertama kali disampaikan lewat cuitannya di akun Twitter tersebut menuai kemarahan dari banyak pihak, termasuk warga nahdiyin.
“Puisi ini menyakiti banyak pihak. Warga NU pada umumnya pihak ponpes Al Anwar juga dan kiai besarnya Mbah Moen,” ujar Yenny.
Dia juga membantah terkait “Doa yang Tertukar” seperti dalam puisi Fadli Zon. "Tidak ada itu doa yang tertukar. Kalau melihat dari struktur kalimat beliau, diksi yang diucapkan beliau itu ditujukan buat orang yang di sebelahnya, orang yang disebelahnya siapa? Pak Jokowi,” pungkas perempuan kelahiran Jombang 29 Oktober 1974 itu. (dm/jpnn)