Pesawat di Hutan Papua jadi Lokasi Wisata Dadakan
jpnn.com - jpnn.com -Koya Tengah, Jayapura, Papua mendadak menjadi perbincangan. Daerah yang terletak antara Koya Barat dan Koya Timur itu kini menjadi tempat wisata dadakan, menyusul keberadaaan pesawat 'nyasar’ di wilayah itu.
Wilayah RT 01 RW 01 Koya Tengah Distrik Muara Tami, Kota Jayapura kini berubah menjadi ramai. Kampung yang dulunya sepi karena hanya sekadar dilalui kendaraan roda dua ataupun roda empat dari Kota Jayapura menuju perbatasan RI-Papua New Guinea (PNG), kini berubah menjadi tempat wisata dadakan.
Menurut Ketua RT 01 RW 01, Jonisir, semenjak adanya pesawat bekas milik Trigana Air di kampungnya, Koya Tengah mendadak ramai. Kendaraan yang biasanya hanya melintas, kini mampir sejenak ke kampungnya, ke tempat keberadaan pesawat Trigana yang rusak, untuk sekedar berfoto.
"Sabtu dan Minggu mulai ramai, anak-anak hingga remaja berkunjung ke Koya Tengah. Sehabis mandi di pantai Holtekamp atau ke tempat pemancingan, mereka yang dari Jayapura mampir ke lokasi pesawat tersebut sekadar berselfie,” kata Jonisir kepada Cenderawasih Pos.
Jonisir mengataka, sudah sekitar satu tahun pesawat tersebut berada di tengah hutan. Dari penuturan ayah satu anak ini, pesawat tersebut diangkut dari Bandara Sentani dan dibawa ke kampungnya, saat itu kondisi pesawat terpisah-pisah dan dipasang hingga menjadi utuh ketika tiba di Koya Tengah.
“Setahu saya nantinya tempat keberadaan pesawat tersebut akan dijadikan kafe atau rumah makan, sekaligus tempat wisata, selain pesawat, saya dengar juga kapal yang karam di Jayapura akan dibawa ke sini untuk menjadi tempat wisata," terangnya.
Saat ini kata Jonisir, untuk masuk ke lokasi hutan tempat keberadaan pesawat tersebut kurang lebih satu kilometer dari jalan besar Koya Tengah tanpa dipungut biaya. Namun ke depan pihaknya akan menerapkan sistem pajak dan itu masih dalam pembahasan kampung, di mana pajak tersebut kata dia akan digunakan untuk kepentingan kampung itu sendiri.
Untuk ke lokasi pesawat nyasar itu, dari arah Kota Jayapura perlu waktu sekitar satu jam, tergantung dari laju kendaraan. Salah seorang warga dari Arso Kabupaten Keerom bernama Heri, bahkan sengaja datang membawa serta seluruh keluarga besarnya. Dia mengaku penasaran dengan keberadaan pesawat di tengah hutan dengan kondisi yang masih utuh.