Kekuatan Tim Peserta Liga 2 2019 Masih Sulit Dipetakan
jpnn.com, SLEMAN - Memiliki skuat mentereng tak menjamin klub Liga 2 promosi ke Liga 1. Faktor nonteknis terkadang jadi penentu hasil akhir.
Musim lalu, isu match fixing cukup hangat. Beberapa pertandingan ditengarai sudah diatur. Lantas bagaimana dengan musim ini?
Pengamat sepak bola nasional Tommy Welly mengatakan, jarangnya pertandingan Liga 2 disiarkan secara langsung melebarkan celah “main mata”. Bahkan saat disiarkan secara langsung pun, masih ada beberapa pertandingan berlangsung sarat kontroversi.
BACA JUGA: Rene Alberts Sebut Transisi Menyerang - Bertahan Persib Semakin Baik
Publik sepak bola Tanah Air tentu masih ingat dengan dagelan penalti pemain PSMP Mojokerto Putra Krisna Adi. Saat bentrok Aceh United, Adi melakukan eksekusi nyeleneh. Dia terlihat dengan sengaja menendang bola jauh dari target.
Kasus lain, saat PSS Sleman bentrok Madura FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Saat itu, tuan rumah mendapat gol gratis dari sang pengadil. Padahal sebelum gol bunuh diri Choirul, posisi pemain Super Elang Jawa jelas dalam posisi offside.
Kasus-kasus di atas membuktikan bahwa Liga 2 rentan disusupi kepentingan klub. Jika tidak mendapat perhatian serius, kompetisi musim ini diyakini masih tetap mengandalkan faktor nonteknis sebagai jalan pintas.
BACA JUGA: Borneo FC Gagal Jamu Bhayangkara FC pada Laga Perdana di Segiri