Petani di Lahan Food Estate Raih Hasil Menggembirakan
“Memang ada di beberapa titik hasil kurang memuaskan, karena faktor iklim yaitu padi roboh sehingga petani panen di awal dan hasil tidak maksimal," tambahnya.
Terkait robohnya tanaman padi di beberapa titik tersebut, Syamsuddin menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan rekomendasi kepada petani untuk melakukan tanam pindah yang dapat memperkuat perakaran tanaman sehingga memperkecil kemungkinan tersebut.
"Namun beberapa masih terbiasa dengan cara tanam tabur sehingga tanaman tidak mampu menahan terpaan angin sehingga tanaman roboh dan panen harus dipercepat,” lanjutnya.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menyampaikan bahwa sejak awal dimulainya program Food Estate, pihaknya telah menerjunkan tim terbaiknya dalam melakukan pengkajian, memberikan rekomendasi, dan pendampingan baik kepada pemerintah daerah setempat ataupun langsung ke petani.
“Food Estate adalah program superprioritas. Di sini kami juga telah membangun center of excellent yaitu model ideal Food Estate yang sesuai dengan kondisi petani serta peluang industri. Lokasi tersebut yang akan menjadi pusat percontohan bagi kawasan di sekitarnya," tambah Fadjry.
Pada beberapa kesempatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan optimismenya terhadap program Food Estate, meskipun terjadi dinamika di lapangan.
"Ini lahan yang sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatera, atau Sulawesi. Di sini lahan rawa, kontur tanahnya ada yang dalam, sedang, datar, dan cukup bagus. Oleh karena itu, dinamika lapangan juga ada," ungkap Mentan saat meninjau lokasi, Rabu (16/12/2020) lalu.
Penggunaan teknologi menjadi salah satu dasar optimisme itu.