Petani di Sekitar Fukushima Mulai Menanam Padi Lagi
Kamis, 23 Mei 2013 – 06:15 WIB
Selain itu, Tsuboi mengeluhkan jarak tempuh yang cukup jauh. Setiap hari dirinya harus menempuh perjalanan sekitar sejam dari tempat tinggal sementara menuju Tamura. Karena itu, dia sengaja menanam lebih dari satu jenis bibit padi. Tujuannya, memperbesar peluang keberhasilan. ’’Saya menanam benih padi hitomebore dan dua varietas yang lain di lahan 2,5 hektare,’’ katanya. Jika salah satu varietas tidak mampu bertahan, Tsuboi masih punya harapan pada dua varietas lain.
Selain tantangan yang bersifat fisik dari alam atau faktor teknis seperti jarak tempuh dan larangan tinggal pada malam, para petani Tamura harus menghadapi tantangan mental. Yakni, rumor dan kontroversi seputar kegiatan menanam padi di sekitar wilayah radiasi. Ya, lokasi Tamura di no-go zone membuat masyarakat mempertanyakan kelayakan dan keamanan beras yang nanti dihasilkan tanaman-tanaman padi tersebut.
Kami sudah menduga Oonami. Karena itu, dia dan para petani Tamura lainnya sudah melakukan beberapa langkah antisipasi. Salah satunya adalah dengan mensterilkan benih padi yang mereka tanam Sabtu lalu. Selain itu, para petani sengaja membendung air yang mereka yakini bebas dari partikel radioaktif untuk kemudian dialirkan ke saluran-saluran irigasi.