Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Petinggi Kemendikbud: SMK di Indonesia Tak Kalah dengan Negara Lain

Jumat, 24 Juli 2020 – 18:43 WIB
Petinggi Kemendikbud: SMK di Indonesia Tak Kalah dengan Negara Lain - JPNN.COM
Ilustrasi Gedung Kemendikbud. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Diksi Kemendikbud) Wikan Sakarinto menyatakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Indonesia tidak kalah sama negara lain.

Ini dilihat dari fasilitas dan kurikulum beberapa SMK yang sudah menerapkan link and match atau penikahan massal dengan Industri dan Dunia Kerja (IDUKA) tidak kalah dibandingkan sekolah vokasi di Jepang.

"Saya melakukan sidak di SMK Negeri 2 Solo, SMK WARGA Solo, dan SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo. Meski awalnya terkejut dan bingung, semuanya menyatakan senang karena bisa kami cek langsung mulai dari kurikulum, hingga menggali potensi produk-produk hasil karya mereka,” kata Wikan dalam pernyataan resminya, Jumat (24/7).

Menurut Wikan, kurikulum adalah syarat terpenting di dalam link and match apakah sudah sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja, atau belum.

Petinggi Kemendikbud: SMK di Indonesia Tak Kalah dengan Negara Lain
Dirjen Diksi Kemendikbud Wikan Sakarinto. Foto: tangkapan layar/Mesya

“Dari kurikulum yang saya lihat dan cermati, ternyata ketiga SMK tersebut mereka menyusun kurikulumnya benar-benar duduk bersama dengan industri secara intensif. Setiap tahun dilakukan revisi kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja,” tutur mantan Dekan Sekolah Vokasi UGM ini.

Jangan heran, keterserapan lulusan tiga SMK tersebut mencapai rata-rata 93 persen.

Sidak ke beberapa SMK dilakukan Dirjen Wikan untuk melihat secara langsung apakah kebijakan link and match antara vokasi dengan IDUKA benar-benar sudah diterapkan oleh SMK atau tidak.

Dirjen Diksi Kemendikbud Wikan Sakarinto meninjau tiga SMK di Jateng untuk memastikan apakah sudah terjadi pernikahan massal dengan industri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News