Phinisi “Berlayar” Menuju Warisan Budaya Dunia UNESCO
Dengan desain khas yang melambangkan budaya Nusantara, terutama Bugis dan Makassar, Indroyono yakin, akan banyak wisatawan dunia tertarik untuk berlayar bersamanya.
Dan itu, pada akhirya akan mampu menarik banyak wisatawan dunia dan menggenjot target wisatawan dunia pada 2019 mendatang.
"Phinisi ini sudah lama dikenal. Puncaknya ketika melakukan misi pelayaran ke Vancouver Kanada pada Expo tahun 1986. Saya berharap Phinisi Indonesia betul-betul bisa diakui sebagai warisan budaya dunia," harapnya.
Untuk mendorong percepatan penggunaan Phinisi sebagai kapal wisata umum, mantan Menteri Koordinator Kemaritiman itu mengatakan, pada September mendatang akan dimulai pembangunan pelabuhan khusus untuk kapal pesiar di Pelabuhan Benoa, Bali.
Diharapkan, pada 2018 mendatang pelabuhan tersebut sudah bisa beroperasi. "Jadi, kalau sudah ada marina khusus, semua jenis kapal wisata seperti yacht, cruise dan Kapal Phinisi untuk wisata bisa berlabuh di sana,” ungkap Indroyono.
Menteri Pariwisata Arief Yahya tersenyum bahagia mendengar kabar ini. Bagaimana tidak, selama ini, Kementerian Pariwisata selalu menggunakan desain Kapal Phinisi dalam pameran-pameran di luar negeri.
Bahkan, desain kapal Phinisi kerap menjadi desain terbaik dan menerima banyak penghargaan. Sepanjang tahun 2016, Indonesia juara 46 kali di 22 negara. Sedang tahun 2017 ini juara sebelas kali di enam negara. Rata-rata menggunakan desain booth replika Phinisi.
"Semua karena filosofi desainnya, kita lebih kuat. Replika kapal Phinisi itu sangat Indonesia. Memberi kesan Indonesia, karena punya sejarah panjang berabad-abad lalu," kata Menpar Arief Yahya.