Pilih Putus Hubungan Keluarga daripada Tinggalkan Gafatar
Dikatakannya, setelah menikah, adiknya berangkat ke Bogor, karena di situ ada sanak famili dari istrinya. Anehnya, di Bogor rupanya dia mengenal organisasi Gafatar itu dan bergabung menjadi anggota. “Di situlah dia kenal dan dipelajarinya. Waktu itu dia sudah memiliki anak dua,” jelasnya.
“Selesai dari Bogor, saat hangatnya isu Ahmad Musadeq yang mengaku sebagai Nabi, saat itu lah dia masuk menjadi anggota Gafatar, itulah sepengetahuan kami. Ia sesekali ke kampung halaman di Garut untuk mempengaruhi orang atau merekrut. Rupanya dia diusir di sana, karena sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama,” jelasnya.
Kemudian, sejak saat itu ia bersama keluarganya tidak pernah cocok dengan adiknya. Bahkan, selalu berdebat dan tidak mau dikatakan bahwa organisasi yang diikutinya itu bertentangan dengan ajaran agama. “Sama kami berlawanan, tidak pernah cocok. Setiap diingatkan tidak mau dan selalu ngotot,” pungkasnya.
Sejak hebohnya isu Gafatar, ia mengatakan adiknya telah duluan berangkat meninggalkan Psp-Tapsel menuju Kalimantan. “Gak pernah ada datang kontaknya, untuk pamit saja tidak. Dan kami tidak tahu. Informasi saja yang kami tahu kalau orang itu sekarang di Kalimantan,” tuturnya. (bsl/sam/jpnn)