Pilkada Jabar 2018, Pertarungan Dua Kuda Pacu
Faktor kedua adalah pengalaman Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi di pemerintahan yang saling melengkapi. Pengalaman Deddy Mizwar selaku wakil gubernur Jawa Barat di tahun 2013-2018, sangat diperlukan untuk keberlanjutan pembangunan di Jawa Barat.
Sedangkan Dedi Mulyadi, berpengalaman memimpin Kabupaten Purwakarta selama dua periode, yaitu tahun 2008-2013 dan 2013-2018. Itupun setelah sebelumnya menjabat selaku Wakil Bupati selama satu periode. Wajar kalau pasangan calon ini dianggap sarat dengan pengalaman memimpin daerah dan birokrasi. Satu di level provinsi, dan satu di level kabupaten/kotamadya. Figur yang sangat tenang dan matang.
Pengalaman ini berimbas kepada pemahaman mengenai wilayah, program, dan warga pemilih. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan program yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan warga pemilih. Di sinilah Demiz dan Demul bisa mengkapitalisasi keunggulannya dibandingkan paslon lain.
Faktor ketiga adalah mesin partai yang mendukungnya. Golkar dan Demokrat merupakan partai yang cukup punya taji dan akar di provinsi ini.
Apalagi ditambah dengan faktor keempat, yaitu sosok jurkam nasional yang memikat publik yang dimiliki kedua partai ini, seperti AHY, SBY, dan Airlangga Hartarto. AHY yang turun ke lapangan, bertemu langsung dengan masyarakat pemilih di Jabar, memberikan amunisi tambahan kepada Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dalam menggaet pemilih muda dan milenial.
Empat faktor ini jika benar-benar dijaga dan dieksploitasi, bakal memuluskan jalan Deddy Mizwar, mantan aktor dan sutradara terkenal, menuju kursi Gubernur Jawa Barat.
Penampilan dan Ekspresif
Laiknya Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, pasangan calon Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum punya modal yang cukup untuk bertarung di Pilkada Jabar kali ini. Sosok Ridwan Kamil selaku cagub, memang menjadi daya tarik utama dari pasangan ini.