Pilkada Jabar: Asyik Melejit Berkat Kampanye Hitam?
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Ade Armando blakblakan menyebut kampanye hitam dan politik identitas masih jadi senjata di Pilkada serentak 2018. Alhasil, ada pasangan yang melesat suaranya jauh dari prediksi awal. Kejadian ini, menurut Ade, terjadi di Pilkada Jawa Barat dan beberapa daerah lainnya.
Tudingan tersebut bukan tanpa alasan. Dari analisa Ade, dia melihat suara Ridwan Kamil dalam sebulan tergerus jauh karena adanya kampanye hitam dari lawan politiknya.
"Ridwan disebut golongan LGBT, pembela aksi 212, makanya pemilih yang pro-Jokowi dan nasionalis beralih ke Sudrajat - Ahmad Syaikhu (Asyik) hingga suaranya naik 20 persen lebih," ujar Ade, Kamis (28/6).
Ade menduga, bila tidak ada kampamye hitam, sangat sulit pasangan Asyik bisa menduduki peringkat kedua.
Apalagi dalam berbagai survei, pasangan Asyik hanya mendapatkan 8 persen suara.
"Tidak mungkin dalam sebulan pasangan Asyik bisa melejit. Saya yakin hasil Pilkada Jabar ini jauh dari prediksi lembaga survei. Makanya analisa saya ini ada kaitannya dengan kampanye hitam dan politik identitas," tuturnya.
Ade menyayangkan, isu SARA masih ada di Pilkada 2018. Bila ingin demokrasi berjalan, sebaiknya jangan ada lagi kampanye hitam maupun politik identitas. (esy/jpnn)