Pilkada Terburuk di DKI Jakarta, Jangan Sampai Menular
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Sidarto Danusubroto mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap nilai-nilai kebangsaan dan persatuan yang mulai luntur. Salah satu bukti di DKI Jakarta karena nasionalisme dan persatuan terkoyak-koyak. Jakarta terpecah belah karena isu SARA.
“Pilkada terburuk adalah DKI Jakarta. Jangan sampai kejadian di Jakarta menular ke daerah lain karena politik SARA,” ujar Sidarto dalam Harmoni Indonesia memperingati kemerdekaan RI ke-73 di Jakarta, Jumat (17/8).
Untuk merekatkan kembali persatuan dan membangkitkan semangat kebangsaan, menurut Sidarto, dibuatlah acara harmoni Indonesia. Harmoni Indonesia ini untuk merajut kebangsaan melalui lagu-lagu nasional.
“Saya lega karena generasi milenial sangat antusias. Acara ini meledak dan kolosal. Ada 48 kota ikut menyanyi lagu-lagu kebangsaan dan 8 kota KBRI seperti Kuala Lumpur, Singapura, Shanghai, Beijing, Manila, dan lainnya secara serentak. Bedanya waktunya hanya 10 detik,” tuturnya.
Dia menambahkan, Harmoni Indonesia diperlukan untuk membangkitkan kebangsaan dan merajut persatuan. Aksi ini bukan yang terakhir karena akan digelar dalam Sumpah Pemuda.
Staf Khusus Kementerian PUPR Firdaus Ali menambahkan, Harmoni Indonesia menginginkan generasi milenal semakin kuat rasa persatuan dan kesatuannya. Jangan sampai terpecah belah karena politik SARA.
“Kami ingin mengenalkan rasa nasionalisme kepada generasi milenial lewat musik. Terbukti mereka sangat antusias mengikuti ajang kompetisi menyanyi bersama secara serentak pada 5 Agustus lalu di Instagram," pungkas Firdaus yang juga panitia Harmoni Indonesia.(esy/jpnn)