Pimpinan Honorer: Dites Lagi Bisa Picu Kerusuhan
jpnn.com - JAKARTA--Ketua Dewan Pembina Forum Honorer Indonesia (FHI) Pusat Hasbi mengajak seluruh honorer kategori dua (K2) membangun komunikasi lintas organisasi. Ini agar perjuangan tenaga honorer menjadi PNS tanpa tes lagi bisa berhasil.
"Hari ini mewakili teman-teman saya di FHI, menyempatkan hadir dalam Rakornas FHK2I dalam rangka membangun komunikasi, kebersamaan dan persatuan dalam memperjuangkan peningkatan status dan kesejahteraan tenaga honorer. FHI dan FHK2I mempunyai pandangan sama yaitu PNS harga mati, tanpa tes. Itu sebabnya, FHI meminta seluruh tenaga honorer Indonesia untuk bersama dan bersatu dalam berjuang," beber Hasbi kepada JPNN, Rabu (3/12).
FHI, lanjutnya, akan fokus pada Rekomendasi FHI Tanggal 16 November 2014 yang telah disampaikan kepada pemerintah melalui BKN, MenPAN-RB, Komite III DPD RI, Komisi II DPR RI dan telah ditembuskan ke Presiden Jokowi. Di mana salah satu pointnya FHI meminta pemerintah membuat formulasi kebijakan atas dasar kemanusiaan dan berkeadilan.
"Pemerintah seharusnya tidak berkutat dengan alasan kompetensi. Sebab menyelesaikan permasalahan tenaga honorer harus dilihat dari segi kemanusiaan di mana tenaga honorer telah mengabdikan diri selama bertahun-tahun dengan gaji yang sangat rendah," ucapnya.
Dengan pengalaman bekerja selama bertahun-tahun tenaga honorer telah mempunyai basis kompetensi, jadi tidak perlu dites lagi. Selain akan membuka ruang KKN, manipulasi data, dan permainan uang, kebijakan honorer K2 harus tes lagi, bisa memicu kerusuhan.
"Jika pemerintah tetap ngotot akan dites lagi, sudah pasti akan terjadi kerusuhan karena kesabaran honorer K2 sudah habis," tandasnya. (esy/jpnn)