PKB 2017 Bakal Didigitalisasi oleh Bali Go Live
Ia menuturkan, saat membuat video tentang PLB nanti, filosofinya disampaikan dengan cara "fun" (santai), namun tetap informatif. "Semuanya akan disajikan secara santai dan fun namun tetap informatif. Karena konsep seperti inilah yang paling banyak ditonton dan dibagikan lewat sosial media," tukas Paulus.
Hal ini tentunya saja seiring dengan semangat Kemenpar yang selalu merangkai acara dengan mengusung Go Digital. Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam berbagai kesempatan selalu menegaskan bahwa mempromosikan destinasi pariwisata bukanlah perkara mudah. Namun, hadirnya teknologi digital dapat mempermudah dan mempercepat proses promosi tersebut.
Hadirnya teknologi juga berperan dalam mengubah format promosi pariwisata. Menurut pria asli Banyuwangi itu, saat ini wisatawan sangat tertarik dengan konten promosi wisata yang berbentuk video. Didukung dengan kanal seperti YouTube, Instagram, Vimeo, dan Vine, konten video tentang pariwisata bisa berkembang dan disaksikan dengan banyak orang dari seluruh penjuru dunia.
“Tapi ingat, kontennya jangan terlalu panjang durasinya. Calon wisatawan tidak suka melihat video yang durasinya terlalu panjang. Satu hingga tiga menit sudah cukup, yang penting kena,” ujar Arief.
Selain itu, ternyata banyak wisatawan yang suka dengan konten dalam bentuk gambar. Media seperti Twitter, Facebook, dan Instagram tentunya banyak bermain peran dalam hal ini. Gambar yang berkualitas disertai dengan caption yang menarik akan semakin menambah rasa penasaran bagi para wisatawan. Terakhir adalah konten promosi dalam bentuk tulisan. Baik itu review dari para blogger atau promosi lainnya. Salah satu yang penting untuk dipahami adalah kekuatan hashtag. Hashtag yang tepat dan dikelola secara terus menerus dapat membangkitkan konten secara viral.
“Anak muda yang tiap hari hadir secara digital wajib hukumnya dalam mempromosikan konten pariwisata daerah yang ia tinggali. Mainkan pariwisata di sosial media,” pungkas mantan Dirut Telkom itu. (jpnn)