PKS: Dahlan Bisa Muncul Jadi Capres Poros Baru Bentukan Demokrat
jpnn.com - JAKARTA - Partai Demokrat yang kini belum menentukan calon presidennya diam-diam melakukan manuver menggalang poros baru. Partai yang dibina Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berupaya untuk mempertahankan koalisinya saat ini.
Penggalangan poros baru ini diungkap Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS, Fahri Hamzah. Kata dia, Demokrat saat ini berupaya kembali mempertahankan koalisi partai pendukung pemerintahan SBY-Boediono.
"Kami menerima proposal Partai Demokrat dalam poros lain," kata Fahri yang juga anggota Komisi III DPR pada Focus Group Discussion (FGD) yang digelar JPNN bekerja sama dengan INDOPOS di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (23/4).
Dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi SBY-Boediono beranggotakan enam partai. Masing-masing, Partai Demokrat, PAN, PPP, PKS, dan PKB. Sementara satunya lagi adalah Golkar yang bergabung usai Pilpres 2009.
Fahri mengakui perkiraan selama ini usai Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 hanya memunculkan tiga kekuatan menghadapi Pilpres 2014 untuk membentuk koalisi. Ketiga poros koalisi itu adalah PDIP, Golkar, dan Gerindra. Partai ini merupakan pemenang Pemilu 2014 berdasarkan hitung cepat dari berbagai lembaga survei. Namun perolehan suaranya tak begitu dominan sehingga membutuhkan tambahan koalisi dari berbagai partai untuk mengusung capres.
"Memang kalau Demokrat mengatakan jangan underestimed (meremehkan) dengan kekuatan kami karena Demokrat pun bergerak. Kalau selama ini orang hanya bicara tiga poros, itu keliru. Karena Demokrat dengan teman lamanya lebih dari 112 kursi. Mungkin saja kalau ada calon yang menarik, apalagi paling populer yang dipilih, Pak Dahlan (Dahlan Iskan) bisa juga," katanya.
Dahlan Iskan merupakan salah seorang dari 11 peserta konvensi Capres Demokrat. Berdasarkan dari berbagai survei, menteri BUMN itu menduduki elektabiltiasi tertinggi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Dewan Pembina dan Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan poros koalisi yang sudah pasti saat ini baru PDIP dan NasDem. Karena itu kata dia, segalanya masih bisa terjadi menjelang Pemilihan Presiden 2014 mendatang.