Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

PKS Tepis Tudingan Bersihkan Loyalis Anis demi Tiket Pilpres

Selasa, 10 April 2018 – 12:43 WIB
PKS Tepis Tudingan Bersihkan Loyalis Anis demi Tiket Pilpres - JPNN.COM
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzammil Yusuf menepis tudingan tentang adanya pembersihan terhadap loyalis Anis Matta dari partai yang kini dipimpin Sohibul Iman itu. Dia menegaskan, di PKS tidak ada loyalis individu-individu tertentu.

“Yang ada itu loyalis PKS, semua kader solid keputusan majelis syura,” kata Muzammil di gedung DPR, Senayan, Jakarta,  Selasa (10/4).

Dia memastikan, tidak ada gejolak di internal PKS yang memengaruhi pengambil keputusan soal nama sembilan calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres). Sembilan nama itu adalah Ahmad Heryawan,  Hidayat Nur Wahid,  Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman,  Salim Segaf Al Jufri,  Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.

“Anggota majelis syura kami 99 orang. Kemarin memilih sembilan nama untuk capres atau cawapres tidak ada gejolak. Sembilan nama diterima oleh semua kader,”  paparnya.

Baca juga: Loyalis Anis Matta Dipereteli, Kok PKS Jadi Begini?

Lebih lanjut Muzzamil mengatakan, dari sembilan nama itu nanti akan mengerucut ke satu orang yang akan ditawarkan ke mitra koalisi PKS. Majelis Syura PKS yang akan memutuskan satu nama tersebut.

Muzamil juga menepis anggapan tentang pemecatan loyalis Anis untuk menguatkan salah satu calon dari sembilan nama. Menurut dia, tidak ada pemecatan loyalis.

“Semua loyal ke partai, semuanya yang menghormati partai punya potensi menduduki jabatan di partai sesuai potensinya. Tidak ada loyalis-loyalis karena kami bukan partai individu,” katanya.

Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf menyatakan, di partainya tidak ada loyalis terhadap individu tertentu termasuk Anis Matta. Sebab, loyalitas kader ke partai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News