Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Please, Jangan Bikin Petani Tebu Menderita dengan Impor Gula

Sabtu, 28 Mei 2016 – 09:19 WIB
Please, Jangan Bikin Petani Tebu Menderita dengan Impor Gula - JPNN.COM
Foto/ilustrasi: JawaPos.Com

jpnn.com - JAKARTA - Para petani tebu yang tergabung dalam Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengingatkan pemerintah agar tidak mengimpor gula mentah alias raw sugar. Pasalnya, impor raw sugar akan mengakibatkan  pasokan gula berlebih yang membuat petani tebu menderita.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APTRI Soemitro Samadikoen mengungkapan, Menteri BUMN Rini Soemarno pada 12 Mei lalu mengeluarkan surat bernomor S-288/MBU/05/2016 tentang kebijakan impor raw sugar. Langkah itu diikuti dengan surat Menteri BUMN nomor : S-289/MBU/05/2016 perihal penugasan kepada PTPN X untuk mengimpor r381.000 ton raw sugar.

Namun, kata Soemitro, tidak ada kejelasan tentang dasar perhitungan kebutuhan impor raw sugar 381.000 ton itu. Terlebih PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) pada awal 2016 lalu telah mengimpor gula sebanyak 200 ribu ton.

“Kami khawatir stok gula tahun 2016 melebihi kebutuhan dan dampaknya harga gula turun,” katanya melalui siaran pers ke media, Jumat (27/5).

Menurutnya, neraca gula tahun 2016 sampai saat ini belum ditetapkan. Karenanya, kekurangan gula pada tahun 2016 pun belum diketahui secara pasti.

Soemitro menegaskan, taksiran tentang produksi gula giling tahun 2016 secara riil baru akan diketahui sekitar Agustus 2016 pada saat puncak musim giling. Karenanya ia secara keras mengkritik kebijakan impor raw sugar yang menurut pemerintah akan digunakan untuk kompensasi bagi PTPN dan PT RNI dalam menjamin rendemen minimal 8,5 persen.

“Itu kebijakan instan dan tidak mendidik. Akar masalah rendemen rendah karena pabrik gula tidak efisien,” ulasnya.

Sedangkan Sekretaris Jenderal APTRI, M Nur Khabsyn mengatakan, surat penolakan atas rencana impor raw sugar sudah dilayangkan ke empat menteri. Yakni Menteri Koordinator Bidang Perekononian RI Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perindustrian Saleh Husin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News