Pleno Ricuh, Caleg Lempar Berkas ke KPU dan Panwas
jpnn.com - ARGA MAKMUR - Pleno KPU Bengkulu Utara (BU) dengan agenda rekapitulasi penghitungan suara caleg DPRD, DPR dan DPD RI Kecamatan Air Napal (masuk Dapil IV), berlangsung panas.
Setelah ricuh pada Minggu (20/5) hingga pleno ditunda lantaran sampai pukul 00.00 WIB belum juga tuntas, ketika dilanjutkan lagi kemarin (21/5), kembali berakhir ricuh.
Hal ini lantaran hasil penghitungan ulang di 8 TPS yang dilakukan sejak Minggu malam hingga pagi kemarin telah mengubah perolehan suara caleg. Akibatnya lebih luas lagi, terjadi pergeseran nama-nama caleg yang bakal duduk di DPRD BU, sejumlah 6 kursi dari Dapil IV itu.
Situasi mulai tak terkendali, setelah saksi dari Partai Demokrat, Rozi melayangkan protes keras. Suara Ruzi yang cukup lantang hingga keluar ruang pleno, memicu reaksi massa dari berbagai caleg. Melihat situasi demkian, puluhan anggota Polres Bengkulu Utara yang stand by di luar ruangan, seketika membentuk barikade mengantisipasi massa menerobos masuk ke ruang pleno.
Kapolres Bengkulu Utara AKBP Ahmad Tarmizi, SH yang hadir di lokasi, mengatakan, anggotanya langsung diinstruksikan membentuk formasi menghadapi massa.
Polisi dan massa yang sudah berhadap-hadapan itu, tak sampai berlanjut ke bentrok fisik. Ini lantaran reaksi massa di luar ruangan masih bisa dikendalikan. Apalagi polisi juga berupaya melakukan pendekatan meminta massa tak terpancing. "Silakan dengarkan, tidak usah teriak-teriak," ujar Kapolres tepat di depan pintu masuk gedung Pleno.
Kronologis terjadinya kericuhan tersebut, berawal dari penghitungan suara yang ada di 8 kotak suara, selesai dilakukan. Hasilnya, total jumlah suara pemilih, hasil penjumlahan suara dari Kecamatan Air Napal, Kecamatan Enggano, Kerkap, Air Besi, Tanjung Agung Palik dan Hulu Palik, bertambah 5 suara dibandingkan sebelum dilakukan penghitungan ulang. Selain itu juga terjadi pengurangan perolehan suara Demokrat, sejumlah 50 suara.
Berkurangnya perolehan suara Demokrat itu berakibat tergesernya caleg Demokrat, Rozi yang dipenghitungan awal memperoleh kursi. Kursi Demokrat berpindah ke caleg parpol Nasdem yang unggul 30 suara. Itu pula yang membuat Rozi hadir di pleno sebagai saksi parpol menyampaikan protes yang cukup keras, terpengaruh oleh emosinya yang membuncah mendapati kenyataan, kursi yang sudah digenggam terancam lepas.
Rozi usai penghitungan ulang langsung mengangkat tangan interupsi. Ia menilai KPU dan Panwas tidak profesional lantaran sudah ikut serta dalam melakukan penghitungan ulang di tingkat PPK didampingi Kapolres, lantaran saat itu nyaris ricuh di PPK Air Napal.
"Untuk apa Ketua Panwas, Ketua KPU bahkan Kapolres datang ke Air Napal melihat penghitung ulang. Sekarang dihitung lagi, berarti kalian semua tidak ada harga diri untuk apa pleno di kecamatan kalau nyatanya dihitung ulang lagi," tandas Ruzi.
Bahkan, Ruzi yang masuk ke tengah sidang pleno sampai melempar berkas yang menunjukan bukti keiikutsertaan KPU dan Panwas saat Pleno PPK. Ia juga menunjukan Compact Disc (CD) yang menunjukan kehadiran KPU dan Panwas saat penghitungan.
"Ini bukti kalau Panwas hadir saat penghitungan di PPK, mereka juga ikut menyaksikan. Mengapa di sini (Pleno KPU) dihitung lagi dan berubah, ini bukti-buktinya," ujar Ruzi sembari melemparkan map merah ke Ketua KPU Rodi, ST, M.Si dan Ketua Panwas Titin Sumarni, SH.
Ketua KPU Bengkulu Utara Rodi menanggapi santai protes dari Ruzi. Dia menegaskan jika pleno dan keputusan yang diambilnya sudah sesuai aturan dan melalui rekomendasi Panwas. Termasuk penghitungan ulang yang dilakukan di tingkat PPK dan Pleno KPU kemarin.
"Kita sudah sesuai aturan, kalau memang ada keberatan silakan tempuh jalur sesuai aturan. dan hasil penghitungan suara bisa kita sahkan," tegas Rodi. (qia)