Pleno Vital
Oleh: Dahlan IskanKalaupun naik bus hanya tiga menit. Kebetulan ada odong-odong yang berkapasitas 40 orang. Pas. Seru. Semua kembali jadi kanak-kanak –selama 15 menit.
"Jangan-jangan jumlah perusuh dibatasi 40 orang agar sesuai dengan kapasitas odong-odong," gurau seorang perusuh yang di Prambanan pun tidak berhenti merusuh.
Kalau saya boleh memberikan piagam penghargaan kepada mereka, maka juara perusuh di forum ini adalah: Anda sudah tahu. Beliau berusia 70 tahun. Sudah bekerja di Telkom sejak masih SMA. Lalu ke Telkomsel. Sambil terus kuliah. Jadi akuntan. Alumnus UGM. Tugasnya pindah-pindah wilayah.
Seperti juga banyak lelaki dia pernah terkena prostat. Dioperasi. Kambuh lagi. Dioperasi lagi. Sampai tiga kali. Lalu mendalami akupunktur. Sampai ke Guangzhou.
Dia ingin berpraktik sebagai akupunkturis. Tidak bisa. Akupunkturis pun sekarang harus dokter. Agar bisa dapat izin praktik.
Secara pribadi dia bisa membantu teman-temannya. Tiga orang sekerjanya, katanya, sembuh dari prostat. Maka ia menawarkan, malam itu, penyembuhan lewat ilmunya.
Kebetulan seorang perusuh dari Padang Sidempuan, Marwan Hamhis Siregar, ingin menolong temannya di kampungnya sana: saraf belakangnya terjepit.
Jumat malam kemarin, setelah makan malam, para perusuh memang berkumpul. Pleno pertama.