PLN Batam Tak Mampu Tutupi Biaya Operasional, Begini Jadinya
Terkait tidak tertutupinya biaya operasional, hal itu lanjut bukti akibat tingginya disparitas harga produksi dengan harga jual. Dimana Biaya Pokok Penyedian (BPP) tenaga listrik di Batam Rp 1.448/kwh sedangkan harga jual bright PLN Batam rata-rata hanya Rp.1.350/kwh.
Selisih antara BPP dan harga jual tersebut yang mengakibatkan anak perusahaan PLN Persero ini merugi. "Jujur ini situasi yang berat untuk kami di bright PLN Batam, di satu sisi kami harus memberikan keandalan suplai listrik ke pelanggan di sisi lain kami tidak punya cukup biaya operasional untuk menjaga keandalan tersebut," tambah Bukti.
Apalagi beban puncak di Batam sudah mencapai kurang lebih 416 MW. Hal itu dikarenakan pertumbuhan sektor konsumtif atau rumah tangga sangat pesat di Batam dari 32 persen menjadi 37 persen dari total pelanggan PLN Batam.
Sedangkan sektor produktif atau industri dan bisnis justeru turun dari tahun ke tahun. "Dulu mencapai 32 persen, sekarang hanya 25 persen dari total pelanggan bright PLN Batam," ungkap Bukti.
Sebelumnya bright PLN Batam bisa mengantisipasinya dengan membangun infrastruktur di daerah yang pertumbuhan rumah tangganya tinggi seperti wilayah Batamcenter. "Di Batam Centre pertumbuhan pelanggannya paling tinggi se-Batam, 2,07 persen per tahun," bebernya.
Karena keterbatasan biaya investasi dan juga penolakan warga terhadap pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT 150 KV) Batu Besar-Nongsa, hal tersebut kini tidak dapat dilaksanakan.
Terkait jadwal pemadaman, pelanggan PLN Batam dapat memperoleh informasi pemadaman melalui contact centre bright PLN Batam 123 dari Telpon rumah atau 0778 123 dari HP dan dapat juga dilihat pada website info.plnbatam.com dan Facebook bright PLN Batam di www.facebook.com/brightPLNBatam. (hgt)