PLN Garap Serius Industri Baterai Kendaraan Listrik
jpnn.com, JAKARTA - Menyikapi era elektrifikasi di pasar otomotif Indonesia, Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah mengembangkan baterai kendaraan listrik mandiri, mengingat industri ini cukup potensial.
"Kami akan masuk ke industri baterai karena ke depan kunci dari kendaraan listrik itu ada di baterai juga. Jadi siapa yang masuk ke industri baterai saya rasa akan bisa berkembang ke depannya," ungkap Ketua Tim Mobil Listrik PLN Zainal Arifin saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (4/12).
Zainal melihat salah satu kendaraan listrik asal Amerika Serikat yang sudah dipasarkan di Indonsia yaitu Tesla, baterainya sendiri masih diimpor dari produsen baterai asal Jepang, Panasonic.
"Ambil contoh saja Tesla baterainya saja masih suplai dari Panasonic. Pemain baterai untuk kendaraan listrik itu sebenarnya hanya beberapa saja seperti LG dan Panasonic," paparnya.
Menurut Zainal, Panasonic tidak memiliki tambang di negaranya untuk membuat baterai. Malah Panasonic memiliki tambangnya di Filipina.
"Panasonic mana punya tambang. Mereka tambangnya ada di Filipina dan Papua Nugini," tegasnya.
Tetapi, lanjut Zainal, di Indonesia punya tambang nikel bagus yang berlokasi di Morowali yang bisa diekstrak menjadi baterai lithium sama kobalt.
"Indonesia punya tambang nikel bagus yang bisa kita ekstrak ke lithium sama kobaltnya. Kita ini (Indonesia) besar. Cuma tantangannya kalau saya lihat di Morowali itu ada isu lingkungan sama masalah teknologinya terbilang baru. Jadi investasinya besar kemungkinan gagalnya juga besar. Jadi kita tunggu saja sampai Indonesia bisa mengembangkan segala yang berbau electeic vehicle," pungkasnya. (mg9/jpnn)