PLN-Navigat Negosiasikan Harga
Sabtu, 03 April 2010 – 16:08 WIB
Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji menegaskan, harga listrik dari PLTSa memang seharusnya lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh pembangkit BBM. Sebab, menurut PLN, sistem tersebut memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap lingkungan. "(Maksimal, Red) Rp 850 per KWH memang lebih tinggi kalau dibandingkan dengan pembelian lain. Sebab, ada aspek lain yang kami lihat, yaitu pelestarian lingkungan,"ujarnya.
Dia menyatakan bahwa PLN siap membeli berapa pun daya listrik yang dihasilkan oleh PLTSa-PLTSa. Nur bahkan berharap lebih banyak investor swasta yang berminat membangun PLTSa di daerah-daerah lain. "Saya kira, banyak daerah yang bisa membuat itu. Selama ada, sampah bisa dibuat listrik," papar dia.
Konsep pembangunan PLTSa seperti itu, lanjut dia, sudah diadopsi banyak negara maju. Salah satunya Korea Selatan. Negara tersebut berhasil memanfaatkan sampah sebagai salah satu penghasil energi alternatif. ?Di negara itu ada sebuah pulau khusus pembuangan sampah. Jadi, tinggal dibuat sumur-sumur gasnya,? ulas dia.
:TERKAIT Nur menceritakan, di Korea Selatan, sampah dibawa dengan kapal menuju sebuah pulau tak berpenghuni. Setelah sekian lama, sampah-sampah tersebut menghasilkan metana yang bisa dikonversikan menjadi listrik. Meski begitu, dia menuturkan bahwa PLN tidak akan mengusulkan hal itu kepada pemerintah. "Biarlah itu wilayah investor dan pemerintah. Kami bagian pembeli saja," tegasnya.