PM Turki Kesandung 'Sadapan' Cara Sembunyikan Uang Korupsi
jpnn.com - KAIRO - Kelompok oposisi Turki mendesak Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan segera mundur setelah dia dan putranya ketahuan membicarakan upaya penyembunyian uang tunai dalam jumlah besar. Desakan itu muncul di media sosial beredarnya rekaman percakapan Erdogan yang membahas cara menyembunyikan uang.
Dalam rekaman tersebut, Erdogan meminta putranya, Bilal, agar mengambil jutaan euro uang tunai dari rumah. Namun, Erdogan menepis tudingan itu dan menyebutnya sebagai rekaman palsu. Dia menyebut rekaman itu sebagai sebuah serangan keji dan menegaskan harus ada pihak yang bertanggung jawab.
Partai oposisi utama Turki, Partai Republik Rakyat, mengatakan pemerintah sudah kehilangan legitimasi. Sementara Partai Aksi Nasional mendesak agar segera digelar penyelidikan kasus itu.
Menurut laman BBC, Rabu (26/2) rekaman itu berupa empat percakapan pada pertengahan Desember ketika tiga putra menteri dan pengusaha teman Erdogan ditangkap dalam penyelidikan kasus korupsi. Dalam salah satu pembicaraan, terdengar suara yang membahas bagaimana mengurangi uang menjadi 'nol' dengan membaginya kepada beberapa pengusaha. Sementara suara kedua mengatakan agar sekitar 30 juta euro, atau Rp 400 miliar lebih yang masih ada disembunyikan.
Erdogan memang tengah menghadapi penyelidikan dugaan korupsi. Namun ia berkelit dengan menyebut penyelidikan itu merupakan konspirasi untuk menentang pemerintahannya. Penyelidikan atas korupsi ini menyebabkan konflik politik sampai ratusan aparat dan perwira tinggi polisi diberhentikan.
Erdogan juga mengecam para penyadap yang merekam percakapan itu dan menuduh para pelakunya telah mendirikan negara dalam negara hingga merusak demokrasi. Dia juga membantah keaslian rekaman itu dengan mengatakan rekaman itu dipalsukan secara teknik. "Itu produksi tak bermoral dan sepenuhnya palsu," ucapnya.
Namun, ratusan mahasiswa berkumpul untuk mencela Erdogan saat berbicara pada upacara pembukaan jalan baru di Ibu Kota Turki, Ankara. Polisi anti-huru-hara yang dikerahkan melepaskan gas air mata, menyemprotkan air dan menembakkan peluru karet guna membubarkan pemrotes. (esy/jpnn)