PNS Nyambi Ternak Love Bird, Puluhan Juta Rupiah per Bulan
Tidak selamanya bisnis yang dilakoni Tugas berjalan mulus. Dua tahun sejak menggeluti usaha tersebut, puluhan love bird peliharannya mati akibat terserang virus. Ditandai mata berair dan membengkak. Tugas pun merugi hingga belasan juta rupiah.
‘’Saat itu cuacanya ekstrem, jadi semakin memperburuk keadaan. Saya bawa berobat, yang ngobati nggak mau karena takut piaraannya tertular,’’ kenangnya.
Belakangan dia menemukan solusi agar burung piaraannya tidak semakin banyak yang mati. Tugas membongkar kandang dan memisahkan antara hewan yang sakit dan sehat.
Pun tidak lagi menggunakan kandang koloni, melainkan jenis baterai. ‘’Satu kandang hanya diisi satu pasang, kalau kandang koloni bisa sampai 25 pasang,’’ jelasnya.
Saat ini Tugas memiliki 30 pasang love bird dari sekitar 15 varian. Selain biola, ada park blue, green series, violet, dan blue series. ‘’Kebanyakan masih bertelur. Masa pengeramannya 21-25 hari. Mudah-mudahan setelah Lebaran sudah panen,’’ harapnya.
Bukan perkara mudah bekerja sebagai PNS sekaligus peternak burung. Tugas harus memperhatikan kebersihan, suplemen, dan vitamin bagi piaraannya. Juga menjaga kondisi sekelilingnya agar tidak sampai stres. ‘’Seminggu sekali lantainya saya pel,’’ kata Tugas.
Selama ini Tugas memilih menggunakan jasa pembesaran anakan di seputaran Madiun. ‘’Kalau pembesaran alami (pasokan makanan dari induk, Red), dua bulan baru bisa makan sendiri, sedangkan jika pakai jasa pembesaran bisa lebih cepat,’’ ujarnya sembari menyebut biaya pembesaran anakan Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per ekor. ***(isd)