Polemik Omongan Puan, Anhar Ingat Nurcholish Madjid
Bahwa PDI Perjuangan tidak bisa menang di Sumbar, bagi Anhar, itu bagian dari permainan politik sehingga jangan dianggap sebagai sesuatu yang bisa memecah belah.
"Memang permainan politiknya. Kan ada sesuatu yang mungkin mengapa PDIP tidak bisa tampil di situ, tidak mendapat suara banyak. Tetapi ada faktor lain juga yang menyebabkan partai lain itu mendapat suara banyak. Hal itu kan biasa dalam permainan politik, jangan dijadikan menjadi sesuatu yang menyebabkan terbelah," tutur Anhar.
Sejarawan yang merupakan anak dari Andi Pinanrangi, mantan raja di kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, Alitta ini berpendapat bahwa kalimat yang keluar dari mulut Uni Puan sebenarnya tujuannya untuk kepentingan partainya agar mendapatkan sesuatu tambahan tertentu dalam proses Pilkada Sumbar.
"Saya menangkapnya seperti itu, sehingga dia mengeluarkan kalimat itu," tambah Anhar.
Hanya saja ada sedikit persoalan dari pernyataan Puan karena ada dua kata yang bertentangan nilainya, yakni "semoga" dan "memang" sehingga ditafsirkan beragam pula oleh orang Sumbar khususnya warga Minang.
Terlepas dari itu, Ahnar menyatakan sekarang ini tidak ada gunanya gontok-gontokan karena Pancasila sudah menjadi bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Pancasila sudah menjadi bagian dari proses kehidupan bersama kita dan menjadi landasan kehidupan kita bersama. Dan semua provinsi mana pun yang menjadi wilayah Republik adalah pancasilais. Paham saya seperti itu," pungkas Anhar.(fat/jpnn)