Polemik PKI, Senjata dan Setnov Berakhir
Ketum Puja Kessuma: Satukan Kembali Energi Bangsajpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Putra Jawa Kelahiran Sumatera, Sulawesi dan Maluku (Puja Kessuma) Suhendra Hadi Kuntono mengatakan polemik mengenai isu PKI, senjata ilegal dan kasus e-KTP khusu yang menjerat Setya Novanto telah berakhir.
“Polemik telah berakhir, kini saatnya menyatukan kembali energi bangsa untuk membangun,” ungkap Ketua Umum Puja Kessuma, Suhendra Hadi Kuntono di Jakarta, Senin (2/10/2017).
Suhendra mencatat, setidaknya ada tiga kontroversi atau polemik yang menguras energi bangsa saat ini. Pertama, isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Polemik ini diwarnai aksi unjuk rasa menolak Perppu Ormas dan kebangkitan PKI, Jumat (29/9/2017).
Kedua, isu penyelundupan 5.000 senjata oleh institusi di luar TNI dan Polri, dan juga impor 280 pucuk senjata berat Brimob. Ketiga, proses hukum Ketua DPR Setya Novanto dalam dugaan korupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).
Menurut Suhendra, polemik soal kebangkitan PKI sudah berakhir dengan hadirnya Presiden Joko Widodo dalam acara “nobar” (nonton bareng) film G30S/PKI di Korem Suryakencana, Bogor, Jumat (29/9/2017), yang juga dihadiri Penglima TNI Gatot Nurmantyo. Presiden Jokowi juga menjadi inspektur upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2017).
“Itu menyudahi prasangka bahwa Pak Jokowi memberi angin segar pada PKI. Apalagi Presiden sudah sering menyatakan, ‘bila ada PKI kita gebug’. Kalau memang PKI muncul, laporkan ke polisi,” jelas pendiri Asosiasi Pekerja Bawah Air Indonesia (APBAI) ini.
Sebagai bahaya laten, kata Suhendra, PKI yang pernah dua kali berkhianat, pada 1948 di Madiun dan 1965 di Jakarta, memang perlu senantiasa diwaspadai. Namun, dia mengingatkan bahwa waspada tak berarti paranoid (takut berlebihan). Apalagi komunisme sebagai ideologi sudah bangkrut di mana-mana, termasuk di Rusia dan Tiongkok sebagai mbah-nya komunis.