Polisi Seba ke Istana
Oleh: Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - Belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Indonesia merdeka. Seluruh jajaran kepolisian, mulai dari kapolri, para perwira tinggi jenderal berbintang, perwira menengah dengan melati di pundak, semua harus menghadap kepada presiden pada saat yang bersamaan.
Bukan hanya itu saja. Mereka semua dilucuti total. Tidak boleh ada ajudan. Harus memakai pakaian dinas lapangan (PDL) polos tanpa memakai topi atau penutup kepala apa pun.
Apalagi yang ada tanda bintang atau melati. Tidak boleh membawa tongkat komando, dan tidak boleh membawa HP maupun alat elektronika lainnya.
Yang boleh hanya kertas catatan dan pulpen. Pokoknya para jenderal dan perwira itu dilucuti habis, mirip anak sekolah kena hukuman.
Semua atribut yang selama ini menjadi simbol kekuasaan dilucuti, termasuk mobil pribadi dan voorijder.
Semua harus berkumpul jadi satu dan berangkat bareng-bareng dengan memakai bus.
Semua polisi dengan pangkat bintang 2 ke bawah tidak boleh bawa mobil sendiri. Mereka diminta untuk naik bus yang telah disediakan.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran pun harus ikut naik dalam bus. Dia tidak bisa lagi mendapat kawalan voorijder dan mengebut melewati bahu jalan tol.