Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang: Keterangan Siapa yang Benar?
"Saya jaga piket pagi. Teman saya yang jaga malam juga bilang tidak ada tawuran, kalau pun ada tawuran kami pasti akan membuat laporan (ke atasan, red)," tutur seorang satpam yang tidak mau namanya dipublikasikan.
Sementara itu, pihak sekolah meragukan pernyataan polisi yang menyebut korban merupakan pelaku tawuran atau bergabung dalam gangster.
Selama menempuh pendidikan sekolah menengah kejujuran, korban aktif dalam ekstrakurikuler Paskibraka.
"Anaknya baik, ikut ekstra Paskibraka itu anak-anak pilihan. Kami belum dapat informasi yang jelas, kami belum berani menyampaikan penyebab sampai tertembak," kata Waka Kesiswaan SMK Negeri 4 Agus Riswantini.
Seorang Staff Kesiswaan SMKN 4 Semarang Nanang Agus menambahkan ada tiga muridnya yang menjadi korban penembakan.
Dua tertembak di bagian tangan, dan GRO di bagian pinggul yang meninggal dunia.
"Iya, memang dia (korban) anggota Paskibraka. Tiga siswa, satu meninggal. Dua selamat masih di rumah sakit belum bisa dikunjungi mentalnya belum siap. Pihak keluarga juga belum mengizinkan siapa pun," ujar Nanang.
Seusai kejadian korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi Semarang. Sempat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), tetapi nyawa korban tak tertolong.