Politik Membaik, Dana Parkir di Luar Negeri Harus Balik
Meski begitu, kata Ito, menarik kembali dana orang Indonesia dari luar negeri tidak bisa semata karena ada daya tarik dari pasar modal. Butuh upaya dari pemerintah dalam beragam kebijakan.
"Sederhana saja, kepastian situasi kondusif di Indonesia baik itu dari sisi keamanan, sosial politik, dan kesempatan berinvestasi. Orang akan berinvestasi kalau dia merasa aman. Jadi keamanan penting," kata dia.
Bisa juga diberi bumbu berupa insentif dari investasi yang terjadi. Meskipun menurutnya, sebenarnya insentif itu plus minus.
"Dalam arti kalau orang sudah melihat keuntungan dia akan cari. Prinsip uang kan seperti air mengalir, ke arah lebih rendah, artinya uang akan mengalir ke tempat keuntungan bisa diperoleh. Tapi persyaratannya kan rasa aman. Apakah dia merasa aman investasinya atau tidak," imbuhnya.
Direktur Eksekutif The Finance Eko B Supriyanto menambahkan, dari data yang dihimpun, dana parkir orang Indonesia di Singapura jumlahnya mencapai 25 persen dari PDB. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai PDB Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku (Harga konstan 2000) mencapai Rp 724,1 triliun pada kuartal kedua 2014. Artinya, dana orang Indonesia disimpan di Singapura sekitar Rp 181 triliun.
"Pemilik uang itu merasa lebih percaya perbankan di Singapura daripada perbankan di Indonesia. Dana-dana itu dari hasil ekspor yang tidak balik lagi ke perbankan Indonesia," ungkapnya.(gen/agm)