Politikus Keturunan India Ini Siap Hadapi Trump di Pilpres AS
jpnn.com, WASHINGTON - Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang dihelat pada 2020 mulai menghangat. Kamala Harris menjadi kandidat terbaru Demokrat yang menyatakan kesediaannya memimpin AS. Politikus perempuan keturunan imigran itu siap bertarung melawan petahana, Donald Trump.
Bersamaan dengan Hari Martin Luther King Jr kemarin, senator AS itu mulai berkampanye untuk bertarung di pemilu internal partai.
Harris sengaja memilih Senin (21/1) sebagai waktu deklarasi. Itu dia lakukan untuk menghormati dua tokoh inspiratornya. Pertama, sosok pejuang hak sipil Martin Luther King. Kedua, Shirley Anita Chisholm, kandidat presiden perempuan kulit hitam pertama AS. Chisholm mengumumkan pencalonannya pada 25 Januari 1972.
"Sangat penting mengingat bahwa Amerika masih punya kekurangan. Namun, ada harapan untuk memperbaikinya," ungkap dia seperti dilansir Washington Post.
Sebelum Harris, sebenarnya sudah ada dua senator perempuan lain yang menyatakan kesiapannya maju pilpres, yakni senator Elizabeth Warren dan Kirsten Gillibrand.
Namun, sosok Harris jelas berbeda dengan mereka. Sebab, perempuan 54 tahun itu mewakili keberagaman dan minoritas di AS. Harris adalah keturunan imigran Jamaika dan India. Jika terpilih, dia bakal menjadi presiden perempuan pertama dan presiden keturunan Asia pertama.
"Keadilan, keberadaban, kesetaraan, kebebasan, dan demokrasi. Hal-hal tersebut bukan hanya kata-kata," ungkapnya dalam pesan video deklarasinya.
Sayang, Harris belum mempunyai popularitas secara nasional. Survei CNN pada September 2018 menyatakan bahwa 51 persen pemberi suara tak pernah mendengar nama dan kiprah Harris.