Politikus PDIP: Warga Ditakut-takuti Oleh Aparat
"Yang paling saya sesalkan kini masyarakat menjadi korban dan ditakut-takuti oleh aparat. Hari ini sebenarnya saya panggil namun tidak datang. Dan aparat tersebut sebenarnya tidak mengurangi persoalan namun malah menambah persoalan di tengah masyarakat," kata politikus dari PDI Perjuangan itu.
Begitu ada persoalan, lanjutnya, warga harusnya ditanyai dengan baik, jangan malah ditakut-takuti, karena sekarang ini bukan jamannya menakut-nakuti.
"Terus terang saya sangat menyesalkan keterlibatan aparat dalam pelaksanaan jalan tol, dan saya tidak takut menyuarakan ini. Seperti kemarin ketika di Sijeruk, tiba-tiba ada aparat datang yang bukan kapasitasnya. Untuk itu kami minta bapak (rekanan) untuk tidak lagi menggunakan aparat, nanti kalau kekesalan masyarakat memuncak akan lebih bahaya lagi,"tandasnya.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Pekalongan, Munir menambahkan, urusan proyek tol jangan menggunakan aparat untuk menakut-nakuti warga, termasuk kepala SKPD terkait.
"Kasihan kepala SKPD mereka sudah bekerja masa ditakut-takuti terus, kami minta rekanan jangan seperti mengapit kepala harimau," pintanya.
Sementara perwakilan dari PBTR Sri Yoto dalam kesempatan itu mengungkapkan pihaknya memohon maaf adanya jalan rusak akibat pembangunan jalan tol.
Untuk itu pihaknya akan terus melakukan perbaikan jalan secara bertahap. Seperti jembatan Tengeng sudah diperbaiki, jalan licin sudah dilakukan pembersihan meskipun penanganan masih kurang maksimal.
"Untuk itu kami berkomitmen yang ditimbulkan jalan tol kami selalu menanganinya, contoh yang sudah ditangani Waskita yang telah melakukan pengecoran, Jejer Wayang, Kedungwuni, dan itu konsisten ketika sudah tak dilalui maka langsung diperbaiki," terangnya.