Politikus PKS Evaluasi Kinerja Dua Tahun Pemerintah Jokowi-JK, Nilainya? (2/Habis)
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Ecky Awal Mucharam selanjutnya menyebutkan bahwa LPI Indonesia pada tahun 2016 juga turun diperburuk oleh penurunan komponen kompetensi dan kualitas logistik sebesar 0,21 poin, sehingga mempengaruhi peringkat Indonesia di posisi 55 turun 14 peringkat.
Menurut Bank Dunia komponen-komponen seperti bea dan cukai, masalah infrastruktur dan pelayanan terkait sekali dengan fungsi pengaturan kebijakan pemerintah. Hal yang positif terjadinya perbaikan di komponen pengiriman internasional dan komponen pelacakan dan penelusuran sebesar 0,03 dan 0,08 poin. Walau perubahan nilai tersebut terlihat kecil namun hal ini mampu mengangkat posisi Indonesia berada di peringkat 71 dan 51 dunia.
Akan tetapi komponen ketepatan waktu pengiriman barang Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,07 poin dengan nilai 3,46 pada tahun 2016 dari 3,53 pada tahun 2014. Penurunan ini menyebabkan Indonesia pada mulanya berada di peringkat 50 turun 12 peringkat menempati posisi ke-62. Menurut laporan Bank Dunia komponen ketepatan waktu, pelacakan dan penelusuran, dan pengiriman barang internasional merupakan komponen kinerja rantai logistik suatu negara (supply chain).
Menurut Ecky, harus diakui juga telah terjadi penurunan LPI di beberapa negara ASEAN seperti Thailand dan Malaysia. Namun jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand secara berturut-turut berada di peringkat 5, 32, dan 45, sedangkan Indonesia berada di peringkat 63. Indonesia memiliki nilai 2,98 jika dibandingkan dengan Singapura 4,14, Malaysia 3,43, dan Thailand 3,26.
“Maka dapat dilihat bagaimana lemahnya posisi dan daya saing Logistik Indonesia di antara 3 negara dalam satu wilayah ASEAN,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah perlu memiliki kebijakan dan roadmap yang jelas dalam membangun basis industri dan produksi kuat yang salah satunya disokong oleh supply chain yang efektif dan efisien. Hal ini sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri ataupun ekspansi produksi berupa ekspor yang berdaya saing ke luar negara.
"Kita mendorong agar dengan supply chain yang baik, harga-harga akan turun dan produk-produk domestic juga jauh lebih kompetitif. Ini akan berpengaruh signifikan pada kesejahteraan rakyat,” tegas Ecky.
Ecky sebelumnya juga mengkritisi penurunan Indeks Daya Saing Global Indonesia. Dimana dalam Laporan Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Report) 2016-2017 yang dirilis Forum Ekonomi Dunia (WEF), Daya saing Indonesia merosot dari peringkat ke-37 tahun lalu menjadi peringkat ke-41 tahun 2016 dari 138 negara.