Polri Kerahkan Seribu Personil Tambahan, Kondisi Di Papua Berangsur Pulih Dan Kondusif
Namun, sejumlah laporan di media lokal melaporkan kerusuhan masih terus berlanjut di beberapa kota, termasuk Fakfak, di mana para demonstran membakar kios-kios di pasar lokal.
Di Sorong, kota terbesar di provinsi Papua Barat, sebanyak 250 narapidana diyakini telah melarikan diri dari penjara, mereka membakar dan melemparkan batu ke fasilitas itu pada Selasa (20/8/2019) kemarin.
Sebuah rekaman aksi unjuk rasa di Kota Sorong yang diunggah ke Twitter menunjukan sejumlah pria berseragam militer berlari dan berteriak "Ambil senjatanya, anjing!" sebagai tanggapan terhadap pengunjuk rasa yang melempari mereka dengan batu.
Tidak lama kemudian, mereka dapat dilihat dalam sejumlah video berteriak, "Tembak ke arah langit, bukan ke depan [ke arah pengunjuk rasa]!"
Beberapa pengunjuk rasa selama dua hari terakhir terlihat mengenakan pakaian monyet sebagai bentuk respon mereka dalam menanggapi tuduhan bahwa anggota militer Indonesia, polisi dan publik telah meneriaki, "Monyet, keluar kamu" pada sekelompok mahasiswa Papua Barat yang terkepung di dalam asrama mereka.
Akses internet dibatasi
Informasi dari lapangan sulit untuk dikumpulkan karena pemerintah Indonesia membatasi pelaporan yang dilakukan terhadap jurnalis internasional di kawasan ini.
Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Indonesia juga sengaja memperlambat akses internet di daerah sekitarnya, tetapi terutama di sekitar kota Sorong.