Prabowo Diyakini Punya Bukti Intervensi Asing di Pilpres
jpnn.com - JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, menilai pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang merasa intervensi asing sangat kuat pada pelaksanaan pemilihan presiden Juli kemarin, dapat saja terjadi. Namun perlu pembuktian. Karena jika tidak, pernyataan tersebut hanya akan kontraproduktif.
Menurut Pangi, untuk memerkuat tudingan sebagaimana dikemukakan Prabowo pada sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (6/8) kemarin, tim Prabowo dapat saja membuktikan semisal terkait dugaan aliran dana asing masuk ke salah satu pasangan calon presiden.
“Jadi enggak mungkin Prabowo berbicara ada intervensi asing tanpa ada bukti. Saya menyakini mereka punya bukti yang kuat baik berupa dokumen, data, video dan lain-lain sebagainya. Bukti tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi MK dalam menyikapi gugatan sengketa pilpres. Intervensi asing dlm pilpres bisa masuk ranah MK misalnya soal pendanaan kampanye dari asing,” ujarnya di Jakarta, Kamis (7/8) petang.
Karena itu pembuktian dugaaan adanya intervensi asing, menurut Pangi sangat dibutuhkan. Apalagi sebelumnya keberpihakan media asing terkait pemberitaan pelaksanaan pilpres, terasa sangat kuat.
Seperti tulisan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake di Wall Street Jurnal, sangat mendiskriditkan Prabowo. Selain itu, juga terdapat jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn yang menyebarkan fitnah pada capres Prabowo pada masa kampanye terkait dugaan pelanggaran HAM.
“Nah ini bisa dijadikan bukti adanya keterlibatan asing. Contoh lain, intervensi ABC News Australia yang menggiring opini seolah Jokowi sudah menang, padahal hasil resmi pilpres 22 Juli. Tapi sejak 9 Juli banyak media asing sudah memberitakan Jokowi-JK menang dalam wawancara Direktur Roy Morgan. Jadi kita patut curiga dengan propoganda asing terkait membuminya berita dan isu Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) secara serentak di media akhir-akhir ini di tengah sengketa pilpres,” katanya.
Pangi menilai, sistem pemilu yang transaksionalis dan realis, menjadi pintu masuk asing mengeksplorasi sumber daya alam Indonesia dengan hubungan saling menguntungkan. Kondisi tersebut menurutnya seperti lingkaran setan yang membuat bangsa Indonesia menjadi ambaradul.(gir/jpnn)