Prabowo: Ibu Saya Kristen, Saudara-saudara Saya Katolik
MANADO - Tudingan sebagian pihak yang menyebut kalau capres Prabowo Subianto menolak pluralisme, beragama Islam fanatik dan sosok yang anti Kristen, akhirnya dibantah habis oleh calon presiden nomor urut 1 ini.
Dalam orasi singkatnya di Lapangan Stadion KONI Sario Manado, Prabowo menegaskan kalau dirinya penganut paham pluralisme dan sangat menghargai perbedaan agama yang ada di negeri ini.
Dia beralasan, di dalam keluarga besar Djoyohadikusumo ada perbedaan agama namun tetap rukun dan kompak.
"Saya tidak anti Kristen. Ibu saya asli Manado beragama Kristen, saudara-saudara saya beragama Katolik," kata Prabowo di hadapan ribuan warga yang memadati lapangan Stadion Koni Sario Manado itu, Selasa petang (17/6).
Dia pun menegaskan lagi kalau dirinya tidak anti agama lain di luar Islam. "Saya tegaskan saya tidak membeda-bedakan agama," tukasnya.
Prabowo sendiri merupakan putra dari pasangan bengawan ekonomo Sumitro Djoyohadikusumo dan Dora Marie Sigar seorang wanita asli berdarah Minahasa. Ayah Prabowo suku Jawa beragama Islam, sedangkan ibundanya beragama Kristen.
Dalam kesempatan itu, Prabowo berjanji akan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia, bila kelak terpilih menjadi Presiden ke 7.
"Kita ingin punya Tim nasional Indonesia yang masuk piala dunia. Saya akan buat Indonesia jadi tuan rumah," kata Prabowo.
Dia pun berjanji akan membenahi stadion olahraga di Manado menjadi stadion bertaraf Internasional. "Kita akan bikin stadion di Manado jadi stadion Standar Internasional," pungkasnya.
Prabowo yang tiba di tengah kerumunan massa kampanye sekitar pukul 17.15 WITA hanya berorasi 15 menit. Prabowo pun langsung turun menyapa warga Manado yang sedari siang berkumpul menungu kedatangan mantan Danjen Kopassus itu.
Memang rangkaian kampanye Prabowo, berjalan panjang, dari Makassar, Prabowo pun langsung menuju Makasar. Tiba di Bandara Udara Sam Ratulangi, Manado, langsung meluncur ke arena kampanye di Lapangan Sario.
Dia pun dieluk-elukan ribuan warga Manado, saat turun menjumpai warga yang berada di lapangan itu. Tak hanya itu, ia pun dikejar-kejar ribuan warga hanya untuk sekedar berjabat tangan dan mengabadikan gambar pribadi Prabowo yang tegas dan egaliter itu.
Sebelum kampanye di Manado, Prabowo menemui pendukungnya di Makassar Sulawesi Selatan. Selain kampanye di Lapangan Andi Mattalatta Makassar, Prabowo yang didampingi petinggi parpol koalisi menyempatkan ziarah di makam mantan Menhankam/PANGAB Jenderal TNI (Purn) M Jusuf di Pemakaman Islam Paropo.
Dari lokasi makam, Prabowo langsung menuju RS Yauri Akademis Makassar untuk menengok isteri M Jusuf, Ny Elly Jusuf yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit itu karena usia tua.
M Jusuf sendiri dilahirkan di Kajuara Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1928, dan meninggal dalam usia 76 tahun pada 8 September 2004. Dalam karir militernya, nama M Jusuf mencuat saat menerima Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepada Panglima Kostrad Mayjend TNI Soeharto, menyusul peristiwa G30S/PKI.
Kala itu, Brigjen TNI M Jusuf didampingi Brigjen TNI Basuki Rahmad dan Brigjen TNI Amir Machmud. Penyerahan Supersemar menjadi begitu bersejarah karena menandai "runtuhnya" kekuasaan Presiden Soekarno yang kala itu sudah disahkan sebagai Presiden Seumur Hidup oleh MPRS.
Fachrudin mengatakan sosok M Jusuf adalah sosok legendaris warga Sulsel yang sangat dihormati, bahkan segenap warga prajurit TNI yang masih aktif maupun purnawirawan sangat menghormati sosok M Jusuf yang juga merupakan sesepuh TNI.
"Jadi sudah seharusnya kalau Pak Prabowo nyekar ke makam beliau, karena Prabowo itu adalah anggota keluarga besar TNI," tandas Fachrudin. (ind)